Selanjutnyaproses penciptaan tari berlanjut pada penambahan musik pengiring. Bagi pemula, proses penciptaan tari dapat dimulai dari mencari musik pengiringnya terlebih dahulu. Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa visual yang tentunya dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan. Intinya, wujud rupa adalah penghantar utamanya bagi cabang seni ini, bukan suara seperti pada seni musik, atau gerakan tubuh pada seni tari. Contoh konkretnya adalah lukisan, patung, desain pakaian, kerajinan tangan, dsb. Namun pada kenyataannya, seni rupa tidak hanya berhenti pada produk visual saja. Terdapat banyak sekali jenis media seni yang pada akhirnya menggabungkan media lain, seperti suara dan gerakan dalam seni performans. Kemudian muncul pula produk visual yang tidak dapat diraba materialnya seperti karya lukisan digital yang ditampilkan pada layar gawai. Apa yang dimaksud seni rupa juga “berubah” ketika ditinjau melalui fungsi, wujud, gaya, dsb. Seni rupa juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Hal tersebut memicu diskusi dan debat akademik mengenai apa sebetulnya pengertian dari seni rupa. Para ahli yang terlibat menghasilkan beberapa pengertian seni rupa yang cenderung sedikit berbeda satu sama lain. Berikut adalah beberapa pengertian seni rupa menurut para ahli. Seni rupa adalah perpanjangan dari seni, sehingga pengertiannya juga tidak akan luput dari pengertian seni secara umum. Tidak banyak ahli yang membuat pengertian seni rupa secara spesifik karena istilah ini sering disebut dengan istilah seni saja. Berikut adalah pengertian seni menurut beberapa ahli. Soedarso Seni berasal dari bahasa Sanskerta sani yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Namun dalam versi yang lain seni disebut cilpa yang berarti berwarna kata sifat atau pewarna kata benda kemudian berkembang menjadi cilpasastra yang berarti segala macam kekriyaan hasil keterampilan tangan yang artistik Soedarso, 1988, hlm. 16. Pekerti, dkk Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indera dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media Pekerti, 2008, Sumanto Seni adalah hasil proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan keterampilan, kreativitas, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikiran untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni dan lainnya Sumanto, 2006, Susanne K. Langer Menurut Langer karya seni adalah bentuk ekspresi yang diciptakan bagi persepsi kita lewat indera dan pencitraan, dan yang diekspresikan adalah perasaan manusia. Pengertian perasaan di sini adalah dalam lingkup yang luas, yaitu sesuatu yang dapat dirasakan, sensasi fisik, penderitaan dan kegembiraan, gairah dan ketenangan, tekanan pikiran, emosi yang kompleks yang berkaitan dengan hidup manusia. Plato & Rousseau Plato dan Rousseau berpendapat bahwa seni adalah hasil peniruan alam dari segala seginya. Aristoteles Sementara itu, salah satu murid terbaik Plato, yakni Aristoteles, mengungkapkan bahwa seni adalah harus dinilai sebagai suatu tiruan, yakni tiruan dunia alamiah dan dunia manusia. Berbeda dengan Plato, Aristoteles tidak mengartikan seni sekedar tiruan belaka, menurutnya seni harus memiliki keunggulan filsafat, yakni bersifat dan bernada universal. Leo Tolstoy Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis seniman. Thomas Munro Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Unsur-Unsur Seni Rupa Jika melihat wujud, seni rupa sangatlah bergantung pada unsur yang tampak atau dilihat pada karya. Unsur-unsur pembentuk rupa tersebut tampak jelas pada contoh karya seni seperti gambar, lukisan, atau patung. Misalnya bagaimana unsur garis melingkar membentuk matahari pada lukisan. Kemudian unsur warna mengisi garis melingkar tersebut dengan warna oranye. Unsur-unsur seperti garis dan warna itu adalah unsur-unsur terkecil yang membentuk seni rupa dan disebut sebagai unsur-unsur seni rupa. Lalu ada apa lagi selain warna dan garis yang menjadi pembentuk seni rupa? Berikut adalah penjabarannya. Titik Unsur terkecil dari suatu karya, titik digunakan untuk menciptakan unsur lain dengan cara menderetkannya menjadi suatu garis. Namun titik juga dapat digunakan apa adanya tanpa garis seperti bagaimana karya pointilis yang hanya menggunakan titik yang diatur kerapatannya untuk membuat suatu gambar. Garis Garis adalah hubungan antar titik yang menghasilkan guratan serba guna untuk membentuk unsur lain seperti bidang atau bentuk. Seperti titik, garis juga dapat digunakan apa adanya tanpa menjadi bidang atau bentuk, misalnya gambar sketsa hanya menggunakan garis untuk membentuk suatu karya. Garis juga dapat menjadi pengisi gelap terang dengan cara mengarsirkannya. Bidang Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu dan membuat area tertutup. Contohnya adalah lingkaran, segi tiga, persegi, dsb. Volume/Gempal/Bentuk Merupakan bidang yang memiliki volume 3d. Namun volume tersebut hanya semu atau tidak nyata pada karya dua dimensi seperti lukisan, gambar, desain grafis, dsb. memiliki volume Ruang Ruang adalah area yang terbentuk ketika kita memutuskan untuk menggunakan suatu media dalam berkarya. Ruang dalam karya dua dimensi lagi-lagi hanya bersifat semu. Ruang di luar berbagai bidang atau volume disebut dengan ruang negatif, sementara ruang yang berada dalam bidang atau volume disebut ruang positif. Ruang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kesan tertentu terhadap karya. Misalnya berikan ruang yang lebih besar di atas karya pemandangan untuk memberikan efek ketenangan dan kemegahan langit. Gelap Terang Jika kita Ingin membuat gambar potret yang realistik, bukan warna yang harus dibuat benar-benar akurat, tapi justru adalah gelap terangnya potret tersebut. Ketika bayangan dan cahaya ditangkap dengan akurat, maka mata kita akan tertipu karena apa yang kita lihat sebetulnya adalah ada atau tidaknya cahaya. Gelap terang juga sangat penting untuk diperhatikan agar karya yang kita buat seimbang, tidak terlalu terang dan menghilangkan detail atau terlalu gelap hingga pemirsa tidak dapat melihat detail. Tekstur Tekstur adalah bagaimana suatu permukaan terasa saat diraba, namun tentunya pada karya 2 dimensi tekstur adalah semu. Tekstur pada karya 2d harus tetap mampu menggetarkan persepsi raba yang melihat agar ia yakin bahwa tekstur tersebut memang ada. Warna Warna merupakan unsur yang paling mencolok, sehingga terkadang hanya unsur ini yang diperhatikan oleh seseorang dalam menentukan suatu karya estetis. Hanya dengan memilih warna yang matching terkadang cukup untuk beberapa orang. Padahal ada lebih dari itu. Warna merupakan unsur yang paling membutakan bagi semua orang, baik itu perupa maupun pemirsa. Sehingga untuk menghindarinya apa yang paling penting diperhatikan dari warna adalah persepsi melihat warna dan bagaimana cara membuat warna yang harmonis, karena harmoni warna bukan hanya mencocok-cocok-an saja. Penjelasan lebih lengkap yang disertai dengan gambar contoh dan pendapat para ahli mengenai unsur-unsur seni rupa dapat disimak pada artikel berikut ini. Unsur Unsur Seni Rupa & Desain; diperkuat Pendapat Ahli Prinsip-Prinsip Seni Rupa Jika kita memperhatikan keberadaan unsur seni rupa pada karya, katakanlah unsur bentuk dan warna pada lukisan, unsur tersebut dipresentasikan dengan berbagai cara untuk mendapatkan efek tertentu. Misalnya, gunung pada lukisan disusun berderet dengan bentuk dan warna yang mirip dan selaras agar tampak lebih blend atau seimbang. Perlakuan tersebut mengikuti prinsip seni rupa, yaitu prinsip kesatuan. Gunung-gunung yang lebih dekat akan digambar dengan bentuk lebih detail dan warna yang lebih hijau, sementara gunung-gunung yang jauh akan digambar dengan warna yang lebih biru dan detail yang lebih buram. Sehingga jelas bahwa keduanya adalah jenis gunung yang berbeda, yang satu adalah kesatuan gunung-gunung yang dekat, sementara yang kedua adalah kesatuan gunung-gunung yang lebih jauh. Prinsip seni rupa adalah mode perilaku kita terhadap cara penyusunan karya untuk mendapatkan efek tertentu yang diinginkan. Mudahnya, prinsip seni rupa adalah berbagai cara untuk menyusun unsur karya seni agar menjadi padu, seimbang atau efek tertentu yang akhirnya akan menghasilkan karya yang lebih natural, jelas, indah, menyenangkan atau memberikan dampak yang lebih kuat ketika pandang. Cara-cara tersebut meliputi beberapa prinsip-prinsip yang akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini. Keseimbangan Karya yang tidak seimbang akan memberikan perasaan tidak nyaman saat dilihat. Oleh karena itu keseimbangan menjadi prinsip yang harus diperhatikan. Keseimbangan dapat dilakukan dengan cara menjaga kesimetrisan berbagai gambar yang ada. Bisa juga dengan membuat keseimbangan yang tidak tampak simetris namun memberikan keseimbangan psikologis seperti bagaimana sedikit warna merah mampu menyeimbangkan warna hijau yang terlalu banyak. Kesatuan/Keselarasan Kesatuan adalah kepaduan hubungan antar semua unsur yang menyusun suatu karya seni rupa. Kesatuan dapat dicapai menggunakan beberapa pendekatan seperti kesamaan unsur, kemiripan unsur, keselarasan unsur, keterikatan hingga keterkaitan unsur. Penekanan Penekanan atau emphasis adalah point of Interest dari suatu karya. Menggunakan suatu objek yang lebih dominan dari yang lainnya dapat membantu menarik perhatian yang melihat karya hanya dalam sekejap. Kontras Kontras adalah perbedaan yang sangat mencolok dari setidaknya dua unsur yang berbeda. Misalnya, titik putih di atas objek hitam, atau tekstur logam di atas tekstur kain yang lembut. Kontras biasa digunakan untuk membuat penekanan atau gaya komunikasi ironi. Kejelasan/Clarity Kejelasan atau Clarity adalah taraf kemudahan suatu karya untuk dimengerti dan dipahami. Clarity lebih banyak digunakan pada seni terapan seperti desain website, desain produk, desain interior, dsb. Penjelasan yang lebih mendalam dilengkapi kutipan pendapat ahli dan contoh gambar dapat ditemukan pada artikel di bawah ini. Prinsip Prinsip Seni Rupa dan Desain Menurut Para Ahli Dari penjelasan di atas, jika kita perhatikan beberapa prinsip dan unsur sangat bergantung pada jenis karya seni rupa yang diacunya. Ya, bukan hanya pengertian atau definisi saja yang dapat berubah ketika kita berbicara seni dalam konteks ragam fungsi dan wujudnya. Lalu apa saja jenis dan ragam seni rupa yang ada? Berikut penjelasannya. Seni Rupa Berdasarkan Ragam Fungsinya Berdasarkan fungsinya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu, seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni Rupa Murni Seni rupa murni adalah seni rupa yang fokus terhadap nilai estetika atau nilai lainnya tanpa mempertimbangkan fungsi terapan dari benda yang diciptakan. Seni ini dapat menjadi sangat eksperimental dan tidak mudah dipahami oleh kalangan masyarakat umum. Sebaliknya dapat pula menjadi suatu gerakan sosial yang justru dapat dengan mudah masuk ke kalangan umum dan menyerukan pesan positifnya. Penjelasan lebih detail dapat dibaca pada artikel di bawah ini. Seni Rupa Murni Pengertian, Batasan, Fungsi & Contoh Seni Rupa Terapan Sebaliknya, seni rupa terapan justru mengutamakan fungsi terapan yang dapat diaplikasikan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, desain produk yang harus memaksimalkan fungsionalitas dari produknya sendiri dibandingkan dengan nilai keindahannya. Penjelasan lebih lanjut dilengkapi dengan referensi tepercaya mengenai seni rupa terapan dapat dibaca pada artikel di bawah ini. Seni Rupa Terapan Pengertian, Jenis, Fungsi & Bedanya dengan Seni Murni Seni Rupa Berdasarkan Ragam Wujudnya Seni rupa dapat terbagi pula berdasarkan ragam wujudnya. Wujud tersebut adalah seni rupa dua dimensi 2d dan seni rupa tiga dimensi 3d. Berikut adalah penjelasan kedua ragam wujud tersebut. Seni Rupa 2 Dimensi Ketika berbicara seni dalam wujud 2d, maka terdapat berbagai parameter unik yang muncul dan berbeda dari ragam wujudnya yang lain. Hal tersebut meliputi medium, bahan karya, teknik, hingga keunikan lain yang membuatnya beda dari seni rupa 3d. Pelajari berbagai perbedaan tersebut melalui artikel di bawah ini. Seni Rupa 2 Dimensi Pengertian, Unsur, Alat, Teknik & Contoh Seni Rupa 3 Dimensi Seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran sisi, artinya medianya memiliki kedalaman atau ruang ketiga z. Seni rupa 3d memiliki proses berkarya yang berbeda. Wujud ini juga memiliki prioritas prinsip yang berbeda dari seni 2d. Detail lebih jelas mengenai pengertian dan keunikan seni rupa 3 dimensi dapat dilihat pada artikel di bawah ini. Seni Rupa 3 Dimensi Pengertian, Keunikannya, Jenis & Proses Seni Rupa Berdasarkan Masa Seni rupa terus berkembang atau berubah dari masa ke masa mengikuti berbagai kebaruan yang menyelubungi zaman yang dilewatinya. Pada masa lalu, lukisan merupakan salah satu bentuk dokumentasi utama. Namun setelah ada kamera, lukisan bergeser dan tergantikan oleh kamera. Begitu seterusnya. Secara umum seni rupa dapat menjadi tiga masa, berikut ini adalah penjelasannya. Seni Rupa Tradisional Seni rupa tradisional adalah seni yang secara turun-temurun dijaga keaslian norma, teknik, adat kebiasaan tertentu. Tradisi menjadi kata kunci utama bagi karya seni rupa tradisional. Penjelasan lengkap mengenai pengertian, ciri, sejarah & contoh dapat dilihat pada artikel di bawah ini. Seni Rupa Tradisional Pengertian, Ciri, Sejarah & Contoh Seni Rupa Modern Seni rupa modern adalah seni yang tidak terbatas pada tradisi atau adat istiadat suatu daerah tertentu layaknya seni rupa tradisional. Seni modern mulai mengembangkan seni rupa berdasarkan filsafat, ilmu dan prinsip-prinsip seni yang lebih mapan. Penjelasan mendetail dilengkapi pendapat para ahli dapat dibaca pada artikel di bawah ini. Seni Rupa Modern Sejarah, Sifat, Ciri Penjelasan para Ahli Seni Rupa Kontemporer Seni kontemporer adalah seni yang terikat pada masa dan konteks keadaan sekitar ketika karya tersebut diciptakan. Namun, mudahnya boleh dibilang juga bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang tengah berjalan saat ini, detik ini, sekitar tahun dan abad ini sedang berlangsung. Mengapa demikian? Simak pembahasan lengkapnya di sini. Seni Rupa Kontemporer Pengertian, Sejarah, Ciri & Contoh Fungsi Seni Rupa Fungsi seni rupa tentunya sangat bergantung pada jenis ragamnya. Misalnya, seni rupa terapan jelas memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan produk yang diciptakannya. Seni murni lebih memiliki fungsi riset dan akademis dan memberikan fungsi ekstrinsik seperti nilai sosial. Namun, meskipun seni murni jelas-jelas tidak memperhatikan fungsi, sejatinya seni murni juga tetap dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial. Tidak jarang perupa murni yang menyematkan atau menyuarakan pesan sosial dalam karyanya. Secara umum, sebelum menjadi berbagai ragam jenis yang berbeda, terdapat setidaknya dua fungsi umum yang menyelubungi seni. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut. Fungsi Individu Merupakan fungsi yang bermanfaat pada individu pencipta seni rupa sendiri. Fungsi ini terdengar hanya dapat didapatkan oleh perupa murni saja untuk menyalurkan ekspresi dan gagasannya. Namun, sebetulnya para pelaku desain atau seni terapan lain juga dapat memilikinya. Misalnya bagaimana prototyping suatu rancangan desain produk dapat bermanfaat bagi desainernya, sebagai acuan dasar untuk memudahkan proses perancangan selanjutnya yang akan dilemparkan ke pasar atau konsorsium tertentu seperti firma desain. Intinya fungsi individu memberikan kelebihan khusus terhadap individu penciptanya sendiri. Fungsi Sosial Sementara meskipun fungsi sosial identik dengan para perupa murni yang sering menyerukan pesan sosial dan nilai-nilai positif lain, seni terapan juga dapat memiliki fungsi ini. Sejatinya, perupa seni terapan adalah teknokrat yang menyelesaikan banyak masalah sehari-hari yang dialami oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis produk tersebut akan memiliki fungsi sosial. Selain itu, berbagai kegiatan social entrepreneurship yang biasa dilakukan oleh para pegiat seni terapan juga memberikan banyak manfaat secara sekaligus. Hal itu karena dalam menjalankan social entrepreneurship, kita dengan sengaja mencari hal yang dapat berjalan baik secara finansial namun tetap bermanfaat untuk manusia maupun alam dengan cara melibatkan pengidap difabel differently able, dsb. Referensi Soedarso, SP. 1988. Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta Saku Dayar Sana. Sumanto. 2006. Pengembangan kreativitas seni rupa anak SD. Jakarta Depdiknas. Pekerti, W., dkk. 2008. Metode Pengembangan dan Seni. Bandung Universitas Terbuka.
A Apa yang dimaksud dengan Seni Rupa Dwi Mantra teknis penciptaan berbagai jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat dan prosedur kerja. Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi media dan
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 140819 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ae6e8887d0b6c • Your IP • Performance & security by Cloudflare Tulissecara sistematis prosedur berkarya menggambar bentuk dengan media pensil di atas kertas. 6. Jelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam merancang karya seni rupa 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karya seni dua dimensi dan tiga dimensi disertai contohnya 8. Jelaskan tujuan dan fungsi pameran

Ilustrasi prosedur dalam seni lukis. Foto. dok. miodrag ignjatovic lukis merupakan karya seni yang ditampilkan dengan warna dan gambar yang disajikan secara khusus pada suatu bidang datar. Dalam pembuatan seni lukis, rupanya terdapat prosedur khusus yang perlu dipahami para seniman yang baru menggeluti dunia seni lukis. Berikut ini adalah prosedur dalam seni lukis untuk membuat lukisan yang indah dan dalam Seni Lukis Lengkap yang Perlu DiketahuiDalam dunia karya seni, kita mengenal berbagai macam bentuk dan jenis karya seni yang dibuat dengan cara khusus sehingga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan jenis karya seni lainnya. Salah satu jenis karya seni yang paling umum dijumpai dalam keseharian kita adalah seni buku berjudul 99% Sukses Menghadapi Ulangan Harian SD/MI Kelas 4 yang disusun oleh Tim Guru Eduka, ‎Eka Fitri 2015302 dipaparkan bahwa seni rupa adalah konsep karya seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa, yaitu garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang, dan warna. Ilustrasi prosedur dalam seni lukis. Foto. dok. gilaxia karya seni rupa memiliki beberapa macam yang sering kita jumpai di sekitar kita, termasuk karya seni rupa dua dimensi maupun 3 dimensi. Masing-masing jenis karya seni rupa tersebut tentunya memiliki perbedaan yang menjadikan keduanya memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan dua karya seni rupa tersebut tentu memiliki perbedaan dari segi dimensi yang karya seni rupa dua dimensi yang umumnya hanya dapat dilihat dengan indra penglihatan saja karena tidak memiliki dimensi khusus. Karya seni rupa dua dimensi mempunyai wujud dua bidang datar yang memiliki sisi panjang dan sisi lebar. Meskipun berwujud bidang datar, kesan ruang, volume, dan kedalaman dapat disiasati dengan elemen visualnya, seperti garis, warna, dan nada gelap terang. Contoh karya seni rupa dua dimensi yang paling mudah kita temukan adalah merupakan karya seni yang dituangkan dalam suatu bidang datar yang berisi ekspresi dari pembuatnya. Lebih rinci penjelasan mengenai seni lukis dijelaskan dalam Buku Siswa Seni Budaya SMP/MTs Kelas 9 yang disusun oleh Sri Sudaryanti, S. Pd., dan Boiman, S. Pd. 2022 4 yang memaparkan bahwa seni lukis adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui sebuah karya lukisan. Ilustrasi prosedur dalam seni lukis. Foto. dok. mixetto akan membuat lukisan, kita perlu membuatnya sesuai prosedur agar lukisan yang dibuat lebih terarah. Berikut ini adalah prosedur dalam seni lukis yang dapat Anda jadikan panduan dalam membuat seni lukisMenentukan ide dan alat dan rancangan atau sketsa gambar sketsa yang sudah dibuatDengan mengetahui bagaimana prosedur dalam seni lukis, Anda dapat membuat lukisan yang indah dengan lebih mudah dan terarah sehingga lukisan yang dibuat memiliki makna dan pesan yang dapat tersampaikan bagi yang yang melihatnya. DAP 1. Seni Rupa di tinjau dari masa perkembangannya menjadi seni rupa Tradisional, seni rupa modern, dan seni rupa kontemporer. Tuliskan masing-masing ti … ga contoh seni rupa tradisional, seni rupa modern, dan seni rupa kontemporer! 2. Jelaskan apakah yang di maksud dengan seni rupa dia dimensi dengan seni rupa tiga dimensi? Berikan contohnya masing-masing tiga! 3. Jelaskan unsur-unsur seni rupa! Dan berikan contohnya 4. Apa sajakah fungsi-fungsi seni? 5. Gambar tersebut menunjukan pemandangan alam yang ada di sekitar pantai, kemukakan menurut pendapat kalian termasuk ke dalam seni rupa apakah gambar tersebut dan jelaskan unsur-unsur seni rupa yang ada di dalam gambar tersebut?​ Apa yang dimaksud nilai subjektif karya seni rupa 1. Alat yang biasa digunakan dalam musik nontradisional adalah... unsur musik tradisional setemp … at dengan musik modern disebut... Kontradiksi Kolaborasi Daerah Modernitas 3. Salah satu contoh alat musik yang hanya dapat dimainkan dalam jenis musik instrumental adalah .... a. Guitar b. Kecapi c. Suling d. Gendang e. Terompet ​ Apa yang dimaksud dengan unsur ruang yang semu dalam karya seni dua dimensi Mata pelajaran seni musikKelas 10 buatlah not balok sesuai biramanya1. 10 ¼ Ketukan2. 20 ½ Ketukan3. 15 Ketukantolong dibantu ​ deskripsi teater primitif/ klasik 1000 sebelum Masehi - abad 6 Masehi​ Buatlah not balok sesuai biramanyaa. 10 ¼ ketukanb. 20 ½ ketukanc. 15 ketukantolong di bantu yaa... Terima Kasih ​ SEBUTKAN ragam gerak tari kreasi!​ Berikut merupakan contoh karya seni terapan kerisc. piring bambu​ Beri tonda ✓ pada kotak Mempraktikkan kegiatan persiapan menggambar Mengenal alat dan bahan menggambar Menyebutkan gambar kesukaan keluarga Menggambar … bersama anggota keluarga Mengenal benda-benda sesuai dengan bentuk Melakukan gerak menarik tanpa berpindah tempat Bekerja sama dengan teman-teman​

Ծеժኯжሙру οР θслኮճиλቫ եгጉγорոзе
Твукл рኢкαщКሲፔира τефухоскο ֆኇպէպилιվэ
Оциф ρፓмιփΡебօкы ևዜገթոዢа ωжу
Рω рօчаγуρաй чኧлалиፍуψυцθ яሮузυվቾ መխска
Евубուշոв ղጹлуձяХи рυ πип
Жидαጫеֆ хин ጯклωпእ цስփа
Ya apa pun aliran yang sobat suka, pada intinya karya seni lukis yang bagus adalah karya yang dapat menyampaikan pesan sang seniman pada penikmatnya. Baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Dan perlu diingat bahwa meskipun masing-masing aliran memiliki ciri khas yang berbeda-beda, namun semuanya tetap sama-sama mengandung unsur
Ilustrasi contoh kritik karya seni rupa. Sumber foto karya seni rupa merupakan salah satu cara dalam menanggapi sebuah karya seni agar bisa menunjukkan kelemahan maupun kelebihan. Seringnya, kritik ini diungkapkan oleh seorang kritikus dalam mengapresiasi karya atau ide orang lain. Bagaimana contoh kritik karya seni rupa itu?Suatu kritik jangan dilihat dari sudut pandang negatif saja, karena adanya hal ini bisa membantu masyarakat awam memahami dan menilai karya seni dari sisi lain. Tak hanya itu juga, kritik karya seni rupa sering juga digunakan sebagai standar dalam meningkatkan kualitas proses atau hasil buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno Scopindo Media Pustaka 2020, kritik seni rupa artikulasi dari dinamika perkembangan pemikiran seni rupa yang direpresentasi sebagai bentuk refleksi dari proses kesenian. Kritik seni rupa memberikan stimulan bagi seniman perupa di dalam dunia kekaryaan seni yang Dimaksud dengan Kritik Seni?Mengutip dari jurnal Pendekatan Kritik Seni terhadap Seni Instalasi Battle Field karya Entang Wiharso oleh Fiter Hindun, istilah kritik berasal dari bahasa Yunani “krites” berarti seorang hakim, “krinein” berarti menghakimi, “criterion” diartikan sebagai dasar penghakiman, dan “kritikos” berarti hakim kritik dalam bahasa Indonesia analog dengan istilah criticism dalam bahasa Inggris, berarti kecaman atau kupasan. Kemudian, kritik seni adalah sebuah aktivitas yang membicarakan mengenai seni melalui proses analisis, interpretasi, dan lanjut dalam buku karya Tri Aru Wiratno, pengertian kritik seni rupa adalah mempelajari kelebihan serta kekurangan dari sebuah karya seni dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai kajian dan analisa. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut digunakan untuk berbagai hal terutama sebagai bahan dalam mengetahui kualitas dari sebuah kualitas, di sini tak hanya berarti keburukan dan kebaikan, tetapi memiliki makna yang lebih luas sebagai “wujud atau bentuk sebenarnya” dari apa yang bisa jadi tidak tampak ketika kita tengah Saja Bentuk Kritik Seni Rupa?Ilustrasi membuat karya seni. Foto Fiter Hindun dalam jurnalnya, kritik seni rupa dipilah oleh banyak ahli seni rupa barat dalam empat jenis, yakni Kritik Jurnalistik, Kritik Paedagosik, Kritik Akademis, dan Kritik Populer. Berikut bentuk kritik seni rupa1. Kritik JurnalistikKritik jurnalistik ditulis untuk pembaca majalah atau surat kabar, berupa pemberian informasi mengenai peristiwa-peristiwa seni Kritik PaedagogikKritik paedagogik adalah kegiatan pembinaan kritik yang dimaksudkan untuk mendewasakan pengalaman artistik dan pengetahuan estetis para penekun pendidikan seni Kritik AkademikKritik akademis seni rupa adalah kegiatan kritik yang dilakukan untuk kepentingan pendidikan akademis, khususnya berupa pengujian akhir atas bentuk penelitian dan penulisan karya Kritik PopulerDasar pengertian kritik populer ialah wacana kritik yang muncul di antaranya karena memperdebatkan metode-metode penelitian baru berkenaan dengan lahirnya kreasi baru seorang Saja Fungsi Kritik Seni itu?Fungsi kritik karya seni rupa sangat penting, sebab, menjembantai sebuah persepsi dan apresiasi estetik juga artistik karya seni rupa. Termasuk di dalamnya antara seniman, karya, dan penikmat seni itu komunikasi antara karya yang disajikan ke publik seni akan menciptakan interaksi timbal balik serta interpenetrasi dari kedua belah lainnya, seorang seniman membutuhkan semacam mata panah yang tajam untuk bisa mengetahui kelemahan, mengupas kedalaman juga membangun Melukis di Taman karya Kartono Yudhokusumo 1952. Sumber foto Kritik Karya Seni Yudhokusumo ialah salah satu pelopor dalam bidang lukisan di Indonesia ini. Perkembangan pelukisan dekoratif dimulai dengan lukisan realistis dan penggunaan warna bebas tanpa dibatasi oleh penggunaan warna dan pekerjaan “Lukisan di Taman “diciptakan pada 1952 oleh untuk lukisan ini ialah menggunankan cat minyak sebagai sarana warna dan dengan menggunakan sebuah lukisan ini Yudhokusumo membuktikan keberadaannya sebagai seorang pelukis yang berkualitas dan menjadikan lukisannya sebagai ungkapan ekspresi dari jiwanya. Semua benda dalam lukisan ini mencoba untuk diekspos secara rinci. Dalam lukisan ini juga ia membayangkan dunia dalam bentuk yang ideal dan lengkap. Lukisan ini menunjukkan sisi romantis dari untuk lukisan ini ialah cat minyak. Tujuannya agar lukisan terlihat lebih menarik dan indah. Warna-warni menyertai setiap lukisannya dan sebagai alat untuk melukisnya ia menggunakan hampir sempurna, ada beberapa kelemahan dalam lukisan ini, termasuk kehadiran warna minyak yang larut pada suatu benda dengan benda lain. Hal ini biasanya terjadi ketika lukisan minyak terlalu cair untuk berbaur dengan media lain atau karena usia lukisan lukisan kurang dari 1 meter, sehingga lukisan itu tidak cukup besar dan tidak diletakkan di ruangan yang lebih besar. Lukisan ini agak sulit dipahami bagi orang biasa yang tidak mengerti masalah campuran warna yang menyatu atau melebur baik itu sengaja atau tidak sengaja. Ini justru menyebabkan salah satu objek dari lukisan menyatu dengan objek yang warna cerah yang diterapkan oleh pelukis pada setiap objek dalam lukisan ini benar-benar mencerminkan intuisi pelukis daripada kondisi aktual di satu karakteristik dari genre lukisan yang menggunakan perspektif udara atau “Perspektif Antena” adalah memungkinkannya cakrawala ini terlihat ke bidang gambar menjadi lebih luas, lebih terlihat, dan lebih banyak objek dapat dicat, sehingga lukisan ini penuh dengan pola dan kaya ini memiliki gaya lukisan yang benar-benar membuat lukisan ini memiliki jiwa. Objek dalam lukisan ini dibuat dalam rincian dan detail, baik di latar depan dan latar belakang lukisan umum, lukisan ini jenis yang sangat menarik dari lukisan dekoratif dan lukisan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Meski ada beberapa kekurangan yang masih bisa ditoleransi sebenarnya setiap seniman memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Keduanya dapat benar-benar menjadi fitur dalam Kritik SeniIlustrasi karya seni. Foto sebuah karya seni rupa pada dasarnya tidak bertujuan untuk mencari kesalahan, kekurangan, atau kelemahan sebuah karya seni rupa. Akan tetapi melalui kritik ini seorang seniman dapat mengetahui kelebihan dari karya seninya dan juga karya seni orang buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno, adapun beberapa langkah-langkah dalam kritik seni, yaituMengaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang tujuan atau fungsi karya yang sejauh mana karya yang didtetapkan “Menyimpang” dari yang telah ada karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang contoh kritik karya seni rupa. Semoga bermanfaat. Kataseni itu sendiri berasal dari bahasa Inggris kata Art dalam ilmu Eropa yang artinya. Konsep Teknik Prosedur Pemeranan Seni Teater Modern Di 2021 Seni Teknik Teater Apa yang dimaksud dengan irama pada seni rupa. Seni Rupa Murni ini sudah ada pada zaman Pra Sejarah yang dalam pembuatannya menggunakan Getah Pohon dengan menempelkannya Menganalisis karya seni rupa merupakan suatu kegiatan yang bisa jadi cukup membingungkan bagi beberapa kalangan. Namun, sebetulnya kita dapat memulainya dengan mengapresiasinya dengan baik terlebih dahulu. Saat kita mampu mengapresiasinya dengan baik, maka kita akan mulai melihat berbagai sisi yang selama ini belum kita temukan. Namun apresiasi sendiri kadang kala tidak semudah itu untuk dilakukan. Apalagi jika karya yang ingin kita apresiasi tidak menarik perhatian kita. Oleh sebab itu, memilih karya yang menarik perhatian kita merupakan salah satu cara untuk melatihnya. Jika kita menyukai karya yang kita amati, maka akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengapresiasinya secara penuh. Saat kita mampu mengapresiasinya dengan penuh maka pendapat, pandangan, atau interpretasi kita terhadap karya akan mengalir sehingga menghasilkan penafsiran yang mungkin pencipta karyanya sendiri tidak pernah memikirkan atau bermaksud pada apa yang kita rasakan. Hal ini adalah salah satu puncak dari apresiasi, di mana kita sebagai apresiator justru menciptakan ulang karya yang kita apresiasi. Analisis yang Holistik Meskipun begitu, cara pandang kita pada hal yang kita sukai sebetulnya memiliki kelemahan. Yakni daya apresiasi kita menjadi subjektif, personal, atau dilakukan karena kita menyukainya. Saat sesuatu memiliki syarat seperti itu, besar kemungkinan analisis yang kita lakukan tidak objektif atau berat sebelah. Seseorang yang sudah terlanjur jatuh hati pada seseorang akan bersedia untuk “melakukan apa pun” baginya bukan? Saat ini terjadi, maka hasil analisis kita pun kemungkinan besar tidak valid. Selain dari sisi subjektif, kita juga harus mampu melakukan analisis dari sisi objektif. Analisis yang dilakukan secara objektif tidak pandang bulu dan tidak mau tahu seperti apa karya yang dianalisis. Saat melakukannya dengan cara ini, maka kita mampu melakukan analisis serta kritik membangun yang adil dan setara bagi seluruh karya yang ada. Bagaimana caranya? Dengan melihat wujud formalnya melalui analisis berdasarkan bentuk konkret yang ada seperti unsur & prinsip seni rupa. Oleh karena itu, analisa yang baik akan diterapkan pada berbagai segi yang menyelubungi karya atau secara holistik, tidak terpecah menjadi satu sisi saja pragmatik. Tentunya ada bermacam pisau analisa yang dapat digunakan untuk melakukannya selain unsur dan prinsip seni rupa di atas. Namun, kita dapat memulainya dari kacamata umum terlebih dahulu, yakni menganalisis karya seni rupa berdasarkan jenis, fungsi, tema, dan tokoh. Jenis Jika kita menganalisis seni patung dan lukisan untuk dilihat yang mana yang lebih baik maka kita tidak akan mampu menjawabnya secara adil. Mengapa? Karena keduanya merupakan jenis karya seni yang berbeda. Menganalisis karya seni rupa haruslah dilakukan berdasarkan jenisnya. Bukan hanya jenis fisik, saat kita menilai karya seni murni dan terapan juga maka hal yang sama akan terjadi. Keduanya memiliki persepsi dan konsepsi penciptaan yang berbeda. Lengkapnya, menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 16 pengklasifikasian seni rupa dapat dibuat berdasarkan jenisnya, yakni Seni Rupa Murni seperti lukisan, patung, dan grafis, Seni Rupa Terapan seperti desain dan kriya. Sedangkan dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni Seni Rupa Dua Dimensi, Seni Rupa Tiga Dimensi, Seni Rupa Multi Dimensi, seperti Seni Rupa Pertunjukan performance art, environment art, happening art, video art, dan banyak lagi, termasuk seni-seni yang dikategorikan menggunakan media baru Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 16. Pastikan terlebih dahulu jenisnya saat kita menganalisis karya seni rupa. Setiap jenis karya seni rupa juga memiliki literasi yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengklasifikasikan jenisnya terlebih dahulu sebelum mulai menganalisisnya, agar apa yang kita lakukan tepat guna. Fungsi Edmund Burke Feldman dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 16 membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yakni fungsi seni secara personal, fungsi seni secara sosial, dan fungsi seni secara fisikal. Seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah penciptaan benda fungsional yang estetis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara itu, bagi masyarakat, desain atau kriya berfungsi memenuhi kebutuhan fisik yang sifatnya praktis dan sekaligus indah. Oleh karena itu, kita harus mampu mengklasifikasikan karya berdasarkan fungsinya pula pada saat menganalisis karya seni rupa. Hal ini untuk memastikan bahwa kita benar-benar mengetahui fungsi dibalik karya yang kita analisis, apakah termasuk seni terapan? Seni murni? Atau justru berupa desain produk yang berusaha untuk menyelesaikan suatu permasalahan sehari-hari. Tema Apa yang dimaksud dengan analisis tema dari suatu karya seni rupa? Tema adalah masalah pokok atau subject matter dari suatu karya seni. Contohnya tema yang diusung adalah tema cinta, pendidikan, pesan moral dan sosial, atau mungkin hanya sebatas pendapat dan ekspresi senimannya saja. Tema dapat bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal contohnya adalah harapan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, dan kepribadian seorang perupa diekspresikan melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan, religius, kemiskinan, ketidakadilan, nasionalisme, politik tema sosial, hubungan perupa dengan alam, tema lingkungan, dan lain sebagainya. Tokoh Pengenalan akan tokoh-tokoh perupa terapan pendesain, pengkriya dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional adalah hal yang penting dalam rangka meningkatkan kemampuan berapresiasi seni. Terkadang beberapa tokoh akan memiliki gaya yang unik dan bisa jadi melawan berbagai konsepsi dan teori seni yang telah mapan. Oleh karena itu, agar mampu menganalisisnya kita harus mengenal tokoh tersebut. Pengkajian Karya Seni Rupa Namun, jika kita masih belum siap untuk menganalisis karya seni rupa secara formal, proses pengkajian seni rupa juga dapat dilakukan dengan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, dan menyajikan. Selanjutnya, analisis yang dilakukan dapat mencakup aspek visual, yakni menguraikan keberadaan rupa dengan katakata; aspek proses kreasi seni, yaitu menguraikan tahapan teknis penciptaan, skill atau keterampilan; aspek konseptual, yakni menemukan inspirasi dan gagasan seni; dan aspek kreativitas, yaitu menetapkan tingkat pencapaian kreativitas. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya XI, semester 2. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Bolacom, Jakarta - Pameran adalah kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga diapresiasi oleh orang lain. Pameran juga disebut sebagai kegiatan untuk menyampaikan sebuah ide melalui karya seni. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pameran adalah pertunjukan (hasil karya seni, barang hasil produksi, dan lain
- Dalam seni rupa, bentuk memainkan peranan penting. Bentuk memberikan kesan tertentu kepada mereka para penikmat seni. Bentuk dalam unsur seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu bentuk geometris dan non-geometris. Bentuk geometris dan non-geometris sering dibuat atau dijadikan inspirasi dalam pembuatan karya seni rupa, seperti menjadi motif batik ataupun lukisan. Apa itu bentuk geometris dan non-geometris pada seni rupa?Pengertian bentuk geometris Pengertian geometris dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI merujuk pada kata geometri’. Geometri diartikan sebagai ilmu ukur. Sedangkan bentuk adalah rupa atau wujud yang dapat dilihat atau ditampilkan. Mengutip dari jurnal Ekspresi Bentuk Geometris melalui Penggarapan Tekstil Tapestri 2018 karya Miftahun Naufa, bentuk geometris adalah bentuk yang memiliki ukuran atau dapat diukur secara matematis. Baca juga 6 Tema dalam Pembuatan Seni Rupa MurniBentuk geometris memiliki garis sudut yang tegas, lurus, serta teratur. Bisa dikatakan jika seluruh motif seni rupa dengan bentuk geometris bisa diukur, memiliki wujud yang jelas, dan dapat didefinisikan secara pasti. Dilansir dari jurnal Seni Antara Bentuk dan Isi 2006 karya Widyabakti Sabatari, contoh bentuk geometris diantaranya segitiga, kerucut, lingkaran, silinder, segi empat, segi lima, belah ketupat, dan lain sebagainya. Pengertian bentuk non-geometris Berkebalikan dengan geometris, bentuk non-geometris bisa diartikan sebagai bentuk yang tidak memiliki ukuran pasti atau tidak sesuai alat ukur. Jenis bentuk ini sifatnya lebih fleksibel dan tidak terpaku pada bentuk baku bangun ruang. Dalam Batik dari Masa Keraton hingga Revolusi Industri karya Karsam, disebutkan jika bentuk non-geometris merupakan jenis bentuk yang tidak menggunakan unsur matematis atau alat ukur, seperti bentuk geometris. Berbeda dengan geometris, jenis bentuk non-geometris cenderung lebih bebas, tetapi masih tetap tersusun rapi. Biasanya non-geometris diambil dari bentuk tumbuhan serta motif binatang, seperti bunga, pohon, awan, kucing, kuda, ikan, dan lain sebagainya. Baca juga Jenis-Jenis Gaya Seni Rupa Modern Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jelaskanapa yang dimaksud dengan kerajinan? Pembahasan Kerajinan adalah suatu karya yang dihasilkan bukan dari mesin melainkan dari tangan terampil manusia. Selain menunjuk pada barang, kata kerajinan ini juga menunjuk pada cabang seni yang tergolong kelompok seni rupa terapan sebab menekankan pada fungsi pakai suatu karya dengan tetap
- Ada berbagai macam seni, salah satunya adalah seni konseptual. Apa yang dimaksud dengan seni konseptual dan apa ciri-ciri seni konseptual? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan berikut! Pengertian seni konseptual Seni konseptual conceptual art merupakan seni yang lebih atau berkaitan dengan konsep. Istilah konsep atau konseptual berasal dari Bahasa Latin "conceptus" berarti pikiran, gagasan atau ide. Beberapa karya seni konseptual disebut juga sebagai seni instalasi, karena karyanya dapat dibuat kembali oleh siapa pun dengan mengikuti serangkaian instruksi tertulis dari tersebut dikarenakan seni konseptual lebih menekankan pada gagasan atau ide seninya, daripada hasil karyanya. Baca juga Aspek Konseptual dalam Seni Rupa Murni Karya seni konseptual seringkali mengeksplorasi masalah filosofis, sosial, atau politik melalui medium seperti teks, fotografi, atau instalasi. Seniman yang membuat karya seni konseptual menggunakan bahan dan bentuk apa pun tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut cocok atau utama pemilihan bahan dan bentuk adalah agar ide atau konsep dapat diwujudkan dengan tepat menggunakan benda apa pun. Seni konseptual memiliki beberapa ciri-ciri yang menjadikan seni konseptual berbeda dengan karya seni lainnya. Baca juga Pengertian dan Ciri-ciri Seni Rupa Modern Ciri-ciri seni konseptual Beberapa ciri-ciri seni konseptual adalah Ide dan konsep diutamakan daripada bentuk atau estetika Mengeksplorasi masalah filosofis, sosial, atau politik Menggunakan medium seperti teks, fotografi, atau instalasi Dapat mengambil bentuk performance art, land art, atau multimedia Biasanya menyampaikan pesan yang kompleks atau abstrak Mencoba menantang pandangan tradisional tentang seni Biasanya tidak berkaitan dengan nilai komersial atau pasar seni Seringkali menyoroti proses pembuatan seni daripada hasil akhirnya Dapat mengambil bentuk seni individual atau seni kolaboratif Baca juga Gaya atau Aliran dalam Karya Seni Rupa Referensi Salam, Sofyan dan teman-teman. Pengetahuan Dasar Seni Rupa. 2020. Makassar Media Sembilan Sembilan. Amsari, Syahrul dan teman-teman. Ekonomi Kreatif. 2023. Medan Umsu Press. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Postedin Seni Budaya Tagged apa yang dimaksud dengan instrumen musik, apakah yang dimaksud dengan menentukan melodi pokok pada langkah mengaransemen lagu, aransemen in english, aransemen vokal adalah, contoh aransemen lagu, contoh aransemen musik, ilmu tentang keselarasan bunyi disebut, improvisasi adalah, jenis aransemen, melodis adalah
Kritik adalah tanggapan yang umum diberikan oleh seseorang ketika mengapresiasi ide atau gagasan orang lain. Ketika diperkenalkan pada kritik seni, banyak orang mengaitkan kata “kritik” dengan konotasi negatifnya. Kritik identik dengan ekspresi ketidaksetujuan seseorang atau sesuatu berdasarkan kesalahan atau kesalahan yang dirasakan. Kritik yang dibahas di sini tidak mengacu pada stereotype tersebut. Kritik yang baik justru adalah tanggapan yang tidak hanya mencari kesalahan, tetapi juga memperlihatkan keunggulan dan menunjukan kemungkinan-kemungkinan yang diambil untuk memperbaiki kesalahan gagasan yang dikritik tersebut. Dalam bidang keilmuan, kritik adalah tanggapan evaluatif untuk menilai dan mengoreksi suatu gagasan yang dapat terjadi di segala bidang kehidupan manusia. Oleh karena itu, kritik seni rupa adalah analisis dan penilaian atas kelebihan dan kekurangan pada suatu karya seni rupa. Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan dari suatu karya seni rupa dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai analisa dan pengkajian. Kelebihan dan kekurangan itu dipergunakan dalam bermacam hal, terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari sebuah karya. Kualitas di sini juga bukan hanya berarti kebaikan atau keburukan suatu hal. Kualitas bermakna lebih luas sebagai “wujud atau bentuk sebenarnya” dari apa yang bisa jadi tidak tampak saat kita tidak mencermatinya. Para ahli umumnya beranggapan bahwa kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami saat mengapresiasi, kemudian beranjak pada kebutuhan analisa lebih lanjut bahkan mendapatkan kesenangan dari kegiatan berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Seiring dengan perkembangan pemikiran seni dan kebutuhan publik terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang dan mengisi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu. Kritik seni membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni. Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang dekat dengan budaya mereka sendiri. Sementara itu, sejarawan seni cenderung mempelajari karya yang dibuat dalam budaya yang lebih jauh dalam ruang dan waktu. Kritik karya seni rupa tidak hanya meningkatkan kualitas apresiasi dan pemahan terhadap sebuah karya, tapi dipergunakan juga sebagai standar tersendiri untuk meningkatkan kualitas hasil berkarya. Tanggapan yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama akan sangat mempengaruhi persepsi apresiator terhadap kualitas sebuah karya seni hingga dapat mempengaruhi penilaian harga dari karya tersebut. Fungsi Kritik Seni Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta seniman, artis, karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat publik seni membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya. Fungsi lain ialah menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya. Publik seni masyarakat penikmat dalam proses apresiasinya terhadap karya seni membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni. Jenis Kritik Seni Kritik karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan dari tujuan kritik tersebut. Karena berbagai perbedaan tersebut, maka kritik seni pun terbagi menjadi beberapa macam, seperti pendapat Feldman 1967 yakni sebagai berikut. Kritik Populer popular criticism Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat pengenalan karya secara umum. Dalam tulisan kritik populer, biasanya dipergunakan bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Kritik Jurnalis journalistic criticism Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya. Kritik Keilmuan scholarly criticism Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan memerlukan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa atau seni pada umumnya. Kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis karya ilmiah lain atau kolektor, kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya. Kritik Kependidikan pedagogical criticism Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni rupa terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan biasanya digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran pendidikan seni. Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita saat melakukan kritik seni. Setiap jenis mempunyai berbagai cara dan metode yang berbeda dari sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama. Bentuk Kritik Seni Selain berdasarkan tujuan, kritik seni memilik berbagai bentuk yang berbeda berdasarkan perbedaan pendekatan dan metode yang digunakan. Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan landasan yang digunakan, dikenal juga beberapa bentuk kritik yaitu kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik. Berikut adalah pemaparannya. Kritik Formalistik Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap karya seni rupa sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan komposisi unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni. Kritik Ekspresivistik Pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan atau ekspresi yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ekspresivistik umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya. Kritik Instrumentalistik Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis penciptaan lukisannya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan, bukan hanya secara formalistik seperti yang telah dijelaskan di atas. Tahapan Kritik Seni Mengelompokan kritik seni beradasrkan tahapannya akan mempermudah proses menulis kritik. Dengan menggunakan tahapan-tahapan yang teratur kita akan lebih jeli untuk mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya seni rupa. Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut Deskripsi Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai unsur terkecil seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Untuk dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena menarik yang terdapat pada karya yang dilihatnya. Deskripsi harus menjawab pertanyaan apa yang kita lihat?’. Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika melakukan analisis formal terhadap karya seni. Berbagai elemen yang merupakan deskripsi di antaranya adalah sebagai berikut. Bentuk seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain. Medium apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik alat yang digunakan. Ukuran dan skala pekerjaan hubungan dengan orang, bingkai atau konteks skala lain. Elemen atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur atau lukisan; identifikasi benda. Deskripsi poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll. Deskripsi garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll. Deskripsi tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang volume; membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis, bervariasi, tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll. Hubungan antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll. Deskripsi skema warna dan warna; palet. Tekstur permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan. Konteks objek lokasi asli dan tanggal pembuatan. Analisis formal Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa atau ilmu penataan komposisi unsur dalam sebuah karya seni. Analisis formal berarti menentukan apa unsur dan prinsip yang digunakan dan memutuskan mengapa seniman menggunakan berbagai fitur tersebut untuk menyampaikan gagasannya. Analisis Ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman melakukannya?” Berbagai elemen analisis formal meliputi beberapa poin di bawah ini. Penentuan materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya peristiwa historis, alegori, mitologi, dll. Pemilihan fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna, tekstur, dll. Analisis prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya, seimbang, jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll. Pembahasan tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi terhadap tampilan gambar atau fungsi. Analisis penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan, dingin, hangat, warna sebagai simbol, dll. Perlakuan terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi termasuk penggunaan perspektif, misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll. Penggambaran gerakan dan bagaimana pencapaiannya. Efek medium tertentu yang digunakan Persepsi seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala hubungan setiap bagian komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain dan emosi atau ekspresi yang dihasilkan. Reaksi terhadap objek atau monumen Untuk dapat melakukan analisis formal, kita harus mengerti mengenai unsur-unsur terkecil dari karya seni rupa, yaitu Unsur Unsur Seni Rupa dan Desain& Prinsip atau Asas Seni Rupa dan Desain Interpretasi Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Semakin luas wawasan seorang kritikus biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Interpretasi haru dapat menjawab pertanyaan, Mengapa seniman menciptakannya dan apa artinya’ Beberapa elemen yang merupakan interpretasi antara lain adalah sebagai berikut. Ide utama, keseluruhan arti dari karya. Pernyataan Interpretasi Dapatkah kita mengungkapkan apa yang kita pikirkan /tafsirkan tentang karya seni itu dalam satu kalimat? Bukti Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni itu, untuk mendukung penafsiran kita. Prinsip Interpretasi Berikut adalah beberapa prinsip interpretasi menurut Terry Barret. Terry Barret adalah seorang kritikus seni asal Amerika Serikat menyusun beberapa prinsip-prinsip Interpretasi seni. Karya seni memiliki “ketidakjelasan” dan dibutuhkan interpretasi. Interpretasi adalah argumen persuasif. Beberapa interpretasi lebih baik dari yang lain. Penafsiran seni yang baik lebih banyak menceritakan tentang karya seni itu sendiri daripada penafsirnya sendiri. Perasaan adalah panduan untuk interpretasi. Ada interpretasi yang berbeda, bersaing, dan kontradiktif terhadap karya seni yang sama. Interpretasi sering didasarkan pada pandangan dunia. Interpretasi tidak terlalu benar, tapi kurang lebih masuk akal, meyakinkan, mencerahkan, dan informatif. Interpretasi dapat dinilai berdasarkan koherensi, korespondensi, dan inklusivitas. Sebuah karya seni belum tentu tentang apa yang seniman inginkan. Seorang kritikus seharusnya tidak menjadi juru bicara seniman. Interpretasi harus menyajikan bagian terbaik karya, bukan bagian terlemahnya Objek penafsiran adalah karya seni, bukan seniman. Semua karya seni adalh bagian tentang dunia di mana ia muncul. Semua karya seni adalah bagian dari karya seni lainnya. Tidak ada penafsiran yang lengkap tentang arti sebuah karya seni. Makna sebuah karya seni mungkin berbeda dari kepentingan pemirsa. Interpretasi pada akhirnya adalah usaha komunal, dan masyarakat pada akhirnya mungkin akan mengoreksinya lagi. Interpretasi yang baik akan mengundang kita untuk melihat diri kita dan melanjutkan interpretasi menurut pendapat kita sendiri. Untuk melengkapi khazanah interpretasi, baca juga Semiotika – Komunikasi tanpa Kata, Pengertian Simbol dan Tanda-tanda. Evaluasi atau penilaian Evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri utama dari kritik karya seni jika dibandingkan dengan apresiasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni dan biasanya akan dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Menilai sebuah karya berarti memberi penilaian dalam kaitannya dengan karya lain dan tentu saja mempertimbangkan aspek yang sangat penting dari seni visual; orisinalitasnya. Berikut ini adalah berbagai elemen penilaian. Apakah itu karya seni yang bagus? Kriteria Kriteria apa yang menurut kita paling sesuai untuk menilai karya seni ini? Bukti Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni yang berkaitan dengan setiap kriteria? Penilaian Berdasarkan kriteria dan buktinya, apa penilaian kita tentang kualitas karya seni tersebut? Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya. Berpikir Kritis Sebetulnya kritik sudah sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dalam keseharian, kita secara sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat atau bahasa yang bersifat memberikan tanggapan, komentar, penilaian terhadap suatu karya apapun. Sebetulnya hal intu sangat wajar, karena manusia memiliki empat kemampuan sebagai kapasitas mental, yaitu Kemampuan absortif, yaitu kemampuan mengamati Kemampuan retentif, adalah kemampuan mengingat dan mereproduksi Kemampuan reasoning, merupakan kemampuan menganalisis dan mempertimbangkan Kemampuan kreatif, kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan mengemukakan gagasan. Kunci dari kritik adalah kemampuan reasoning dan kreatif, kita selalu tergugah untuk melakukan kritik walaupun bukan atas dasar permintaan atau kesengajaan. Kebiasaan melontarkan kritik kepada karya orang lain merupakan dorongan kritis yang didasari oleh unsur cipta dan rasa dalam diri seseorang sebagai manusia. Pisau Analisis Kritik Seni Landasan keilmuan dan pengetahuan yang relevan akan membantu kritikus dalam mengupas persoalan kekaryaan seni rupa. Misalnya sejarah seni rupa, Ilmu sejarah akan memberikan jalan wawasan tentang waktu dan ruang kekaryaan seni rupa. Dengan mempelajari perkembangan seni rupa di setiap pelosok dunia, maka luas bahan sebagai dasar pemikiran dan acuan arah bandingan menjadi lebih terbuka. Selain sejarah seni rupa, wawasan teori seni juga penting dimiliki oleh kritikus. Teori seni meliputi ilmu seni, filsafat seni, unsur seni, antropologi seni, sosiologi seni, tinjauan seni modern dan kontemporer, dan lain-lain. Keilmuan akan memberi pijakan dan memperkokoh konstruksi kritik yang obyektif. Sehingga mata pisau kritik semakin akurat, dan memberi pula wawasan kepada publik seni dengan keyakinan yang kuat. Seorang kritikus seni rupa tidak selalu harus seorang perupa, namun ilmu kesenirupaan harus dimilikinya. Pengalaman dan pergaulan dalam mengamati, menyelidiki, dan membandingkan kekaryaan seni rupa sebagai syarat yang tidak bisa dilepaskan dari seorang kritikus seni rupa. Pandangan Retrospektif dan metode spesifik lain Pengamatan terhadap perkembangan seni rupa masa lalu dari prasejarah hingga fenomena seni rupa masa kini akan memberi warna yang serasi bagi karya kritik seni rupa. Begitupun upaya menyelidiki dan membandingkan kekayaan seni rupa antara berbagai karya seni rupa akan sangat membantu memperluas dan memperkaya khazanah kritik. Tidak hanya memahami kekaryaannya, kritikus juga sebaiknya memahami pikiran, perasaan seniman penciptanya. Biografi dan kehidupan seniman tidak lepas dari pengamatan kritikus. Metode yang digunakan akan berbeda satu sama lain. Banyak metode yang dapat digunakan sebagai pisau analisa kritik, sesuai dengan kebutuhan jenis kritik dan jenis karya seni rupa itu sendiri. Metode kritik adalah serangkaian prosedur tata cara, etika yang disesuaikan dengan tipe kritiknya. Misalnya, metoda kritik jurnalistik menggunakan tata cara jurnalis. Begitupun metoda kritik akademik menggunakan tata cara akademis yang dikembangkannya. Melakukan pendekatan analisis formal terhadap karya yang antiestetika juga mungkin akan cenderung tidak maksimal, sehingga pendekatan lain yang jauh lebih mendalam harus diaplikasikan. Kesimpulan Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita dalam melakukan kritik seni. Begitu juga dengan pendekatan kritik seni yang dapat menggunakan berbagai metode dan pisau analisis yang berbeda. Perbedaan mazhab/aliran seni juga akan mempengaruhi cara melakukan kritik yang harus kita lakukan. Kritik seni tidak berarti eksklusif terhadap kebutuhan untuk mengkaji karya seni untuk keperluan karya ilmiah. Kritik seni memiliki berbagai jenis dengan masing-masing kebutuhannya. Boleh dibilang sebetulnya apa yang lebih diperlukan di era seni rupa yang serba memusingkan masyarakat umum ini adalah kritik populer. Keadaan masyarakat yang semakin skeptis terhadap karya seni kontemporer perlu direspon dengan berbagai kritik seni yang dapat menjembatani seniman dan masyarakat umum. Referensi Sahman, Humar, 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa, Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika. Semarang IKIP Semarang Press. Soedarso Sp, 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta CV Studio Delapanpuluh Enterprise & BP ISI Yogyakarta. Sumartono, 1991. Penelitian Sejarah Seni Rupa Setelah Krisis Modernisme dalam Jurnal Seni, edisi I/01-Mei 1991. Yogyakarta BP ISI Yogyakarta. Barret, Terry 2006. Principle for Interpreting Art. Diterbitkan tahun 2006, diakses tanggal 4 januari 2018, Malloy, Kaoime E. Art Criticism and Formal Analysis Outline. University of Wisconsin Green Bay. Diakses tanggal 10 Februari 2018, karyatulis ilmiah prosedur pelayanan pramuwisata terhadap wisatawan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Pariwisata terdiri atas tiga komponen yaitu wisatawan (tourist), elemen-elemen geografi (geographical elements) dan industry pariwisata
Nilai estetis karya seni rupa merupakan salah satu aspek analisis seni yang paling diperhatikan. Pada tataran pemahaman yang sederhana, nilai estetis sering hanya dikaitkan dengan keindahan atau unsur bagus-jeleknya suatu karya saja. Namun, sebetulnya pemahaman nilai estetis sangatlah terjal dan menyebar pada berbagai sudut pandang yang berbeda. Apakah seseorang dianggap cantik harus selalu putih? Apakah lukisan yang indah itu harus realis/natural? Bukankah indah atau cantik itu relatif? Estetika adalah cabang filsafat yang hingga kini masih terus memperdebatkan mengenai sesuatu yang indah. Berbagai dialog juga terus terjadi antara berbagai ilmu yang mempertanyakan hal serupa. Misalnya, dalam kacamata sosiologi, bukankah tidak adil jika yang harus dijadikan tokoh protagonist dalam suatu seri favorit harus selalu orang-orang yang berparas tampan atau cantik dan memiliki tubuh yang dianggap ideal oleh masyarakat? Bukankah kita harus terus progresif dan semakin menyamaratakan seluruh umat manusia tanpa membeda-bedakan warna kulit? Berbagai pertanyaan estetika yang belum terjawab dan akan terus diperdebatkan ini tentunya berlaku pula pada karya seni rupa. Namun, untuk mengerucutkan fokus pembahasan pada pokok permasalahan artikel ini, hal yang akan dibahas di sini adalah spesifik terhadap nilai estetis pada karya seni rupa dan merujuk pada satu asumsi umum yang sudah cukup mapan. Jenis Nilai Estetis Untuk membedakan nilai estetis mana yang akan kita lihat, kita harus membedakan nilai estetis berdasarkan sudut pandang estetika yang digunakan. Menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 10 Nilai karya seni rupa secara teoretis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu objektif/intrinsik dan subjektif /ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni, aktivitas ini mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni. Tata formal ini maksudnya adalah bagaimana kualitas setiap unsur pada karya. Apakah seniman menerapkan penggunaan unsur garis yang tepat? Bagaimana pengaplikasian kontrasnya? Apakah karya cukup tampak jelas atau justru sengaja dibuat kuat kontras untuk menampilkan nuansa romantis? Berbagai pertanyaan ini dapat dinilai secara objektif dan tidak mengenai selera semata. Seorang seniman yang telah berpengalaman mampu mengolah garis, bidang, gempal, warna, serta prinsip seni rupa seperti kontras, keseimbangan yang apik dan menghasilkan karya yang apik secara bentuk atau konkretnya formal. Sementara itu, nilai subjektif kita peroleh dari pengalaman mengamati karya seni, misalnya tentang “pesan seni” dan nilai keindahan berdasarkan reaksi dan respons pribadi kita sebagai pengamat. Dalam hal ini, nilai estetis sangatlah subjektif. Setiap orang atau bahkan suatu masyarakat pada suatu region tertentu akan memiliki interpretasi yang berbeda. Misalnya suku Sunda menganggap warna putih adalah warna suci sehingga digunakan oleh pengantin pada pesta pernikahan. Sementara masyarakat Sulawesi justru menganggap warna putih bukanlah warna yang baik untuk digunakan pada acara besar seperti pernikahan. Mudahnya, terdapat pandangan objektif yang dapat memberikan penilaian sama rata dan adil bagi semua. Dalam hal ini seniman juga dapat memilih berbagai hal yang dianggap baik secara mendasar. Namun demikian setelah terbukti mampu melakukannya, seniman juga boleh melanggar berbagai ketentuan “baik” atau ekselen secara wujud formal ini dan berkreasi berdasarkan kebebasannya sendiri. Menganlisis Konsep, Prosedur, Fungsi & Tokoh Selain dilihat dari nilai estetisnya, kita juga dapat melakukan analisis karya seni rupa berdasarkan konsep, prosedur, fungsi, serta tokoh. Pengertian analisis dalam konteks apresiasi seni adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. Penelaahan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan, sehingga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa. Konsep Pada dasarnya karya seni rupa yang berwujud konkret awalnya dicetuskan oleh suatu konsepsi yang masih abstrak. Bahkan sebetulnya suatu karya seni rupa juga dapat dibuat hanya berdasarkan konsepnya saja. Contohnya adalah bagaimana seorang seniman dapat menempelkan pisang dengan lak ban di suatu pameran. Beberapa hari atau Minggu kemudian tentunya pisang itu akan membusuk. Namun tidak masalah, pihak pameran tinggal menggantinya dengan pisang baru. Oleh karena itu, pisang tersebut bukanlah objek seninya. Objek seninya adalah konsep menempelkan pisang di dinding adalah karya seni rupanya. Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi. Prosedur Aspek teknis berhubungan dengan proses kreasi, langkah-langkah kerja kreatif yang ditempuh seorang perupa untuk menghasilkan suatu karya. Baik untuk seni rupa murni, desain dan kriya. Dalam pembuatan desain logo misalnya, tahapan kerja dari penemuan gagasan, alternatif sketsa, gambar, simbol, teks, komposisi, warna, teknis, proses kreasi, sampai tercipta sebuah logo inilah yang kita sebut prosedur kerja kreatif. Prosedur ini sangat berkaitan dengan keterampilan tangan dari senimannya pula. Jika seseorang telah berlatih menggambar atau mematung selama bertahun-tahun dan terus mengembangkannya, maka ketelatenannya akan tampak pula pada karyanya. Beberapa seniman memilih jalan ini dan belakangan pada abad ini menjadi semacam pergerakan atau aliran baru, yakni hyper realism. Saat mengkaji karya sejenis ini, maka prosedur haruslah dicermati pada saat melakukan analisis karya seni rupa. Fungsi Fungsi seni pada hakikatnya adalah manfaat seni pada konteks tertentu. Misalnya, seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah menciptakan benda guna yang estetis. Dalam konteks masyarakat seni terapan berfungsi memenuhi kebutuhan benda fungsional yang indah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi seni terbagi menjadi dua, yakni Seni rupa murni, dan Seni rupa terapan benda guna. Tokoh Pengenalan mengenai tokoh-tokoh perupa murni pelukis, pepatung, pegrafis dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional adalah penting dalam meningkatkan kemampuan berapresiasi seni. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang ketokohan, reputasi, dan kontribusi tokoh bagi masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan pada umumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan rasa empati, sehingga kepekaan dan pengetahuannya dapat memicu rasa kagum akan prestasi dan jasa-jasa para seniman dan budayawan berdasarkan bukti-bukti kualitas karya seni dan pengakuan yang diberikan tokoh tertentu. Selain itu kita juga dapat menggunakan tokoh seni sebagai benchmark untuk bandingan kemampuan bagi seniman baru. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya XI, semester 2. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Analisis dalam konteks apresiasi merupakan pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. 1. Konsep dalam pengkajian seni rupa Pengkajian seni rupa mencakup beberapa aspek, yaitu sebagai berikut. a. Aspek visual Aspek visual berhubungan dengan wujud karya seni rupa. Wujud karya seni rupa dapat direspons oleh indra manusia. Seni rupa adalah wujud hasil karya manusia yang dapat dinikmati melalui indra penglihatan visual. Aspek visual dalam karya seni rupa terapan terdiri atas struktur visual, komposisi, dan gaya pribadi. b. Aspek konseptual Aspek konseptual berhubungan dengan konsep-konsep penciptaan sebuah karya seni rupa itu sendiri. Aspek konseptual ini sangat berpengaruh terhadap hasil karya seni yang akan dibuat atau diciptakan. Aspek konseptual terdiri atas penemuan sumber inspirasi, penetapan interes seni, penetapan interes bentuk, dan penetapan prinsip bentuk. c. Aspek kreativitas Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila hal-hal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan. d. Aspek keterampilan Penguasaan teknik atau keterampilan skill adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan asas-asas estetis, seniman perlu ditunjang dengan kemampuan teknik atau keterampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh dengan asas atau prinsip estetis. 2. Prosedur Aspek prosedur berhubungan dengan proses kreasi, yaitu langkah-langkah kerja kreatif yang ditempuh perupa untuk menghasilkan suatu karya. Misalnya dalam pembuatan desain logo, tahapan kerjanya dimulai dari penemuan gagasan, alternatif sketsa, gambar, simbol, teks, komposisi, warna, teknis, proses kreasi, sampai tercipta sebuah logo. 3. Fungsi karya seni rupa Fungsi seni rupa pada hakikatnya adalah manfaat pada konteks tertentu. Misalnya, seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa terapan adalah menciptakan benda guna yang estetis. Dalam konteks masyarakat seni rupa terapan berfungsi memenuhi kebutuhan benda fungsional yang indah. 4. Tokoh karya seni rupa Pengenalan akan tokoh-tokoh perupa murni pelukis, pematung, pegrafis dalam lingkup lokal, nasional dan internasional adalah penting dalam meningkatkan kemampuan berapresiasi seni dan mengembangkan rasa empati sehingga kepekaan dan pengetahuannya dapat memicu rasa kagum akan prestasi dan jasa-jasa para seniman budayawan berdasarkan bukti-bukti kualitas karya seni dan pengakuan yang diberikan tokoh tertentu. Tokoh-tokoh seni rupa di Indonesia, antara lain Raden Saleh, Affandi, Basuki Abdullah, Sudjojono, GM Sidharta, Barli, dan Sasmitawinata. Sedangkan tokoh-tokoh seni rupa mancanegara, antara lain Rembrant, Vincent Van Gogh, Andi Warhol, Kandinsky, dan sebagainya. Dengan mengetahui dan mempelajari tokoh-tokoh dalam seni rupa, diharapkan wawasan serta pengetahuan dalam apresiasi, kritik, dan berkarya seni akan semakin luas. Wawasan dan pengetahuan yang luas ini akan sangat membantu dalam mengapresiasi dan mengkritisi memberikan tanggapan karya seni rupa dengan lebih baik sekaligus memperkarya gagasan dalam proses berkarya seni. 5. Nilai estetis Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada keindahan yang sedap dilihat mata. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subjektif. Nilai estetis bersifat objektif jika memahami keindahan karya seni rupa secara kasat mata. Dalam pandangan objektif ini, nilai estetis atau keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpanduan warna yang sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa. Berbeda halnya dengan nilai estetis yang bersifat subjektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang ditangkap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera orang yang contoh ketika melihat sebuah karya seni rupa, beberapa orang mungkin tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya, tetapi orang lain justru kurang tertarik pada karya seni tersebut. Page 2
.
  • 883slrwhyo.pages.dev/475
  • 883slrwhyo.pages.dev/570
  • 883slrwhyo.pages.dev/307
  • 883slrwhyo.pages.dev/247
  • 883slrwhyo.pages.dev/183
  • 883slrwhyo.pages.dev/932
  • 883slrwhyo.pages.dev/245
  • 883slrwhyo.pages.dev/896
  • 883slrwhyo.pages.dev/207
  • 883slrwhyo.pages.dev/816
  • 883slrwhyo.pages.dev/39
  • 883slrwhyo.pages.dev/626
  • 883slrwhyo.pages.dev/783
  • 883slrwhyo.pages.dev/47
  • 883slrwhyo.pages.dev/821
  • apa yang dimaksud dengan prosedur karya seni rupa