DariAbu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dahulu, ada seorang lelaki berjalan sembari menunggangi seekor sapi miliknya [dan dia pun memukuli/mencambukinya]. Maka sapi itu pun menoleh kepadanya dan berkata, 'Aku diciptakan bukan untuk diperlakukan seperti ini.

“dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yg menyerukan; Sembahlah Allah serta jauhilah thaghut.” An-Nahl 36 Ayat tersebut membagikan bahwa pesan tersirat diutusnya para rasul adalah pada rangka mengajak umat mereka buat beribadah kepada Allah semata sesuatu yang disembah dan melarang berasal peribadatan kepada selain-Nya. Lihat al-Jami’ al-Farid lil Alaihi Salam’ilah wal Ajwibah fi Ilmi at-Tauhid, hal. 10 ketika mengambarkan kandungan ayat 36 berasal surat an-Nahl di atas Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, “Ayat ini membagikan bahwa nasihat diutusnya para rasul merupakan agar mereka mendakwahi kaumnya untuk beribadah kepada Allah semata serta melarang dari beribadah kepada selain-Nya. Selain itu, ayat ini membagikan bahwa -tauhid- inilah agama para nabi serta rasul, walaupun syari’at mereka.” Lihat Fat-hul Majid, hal. 20 Adapun istilah thaghut, para ulama mengungkapkan bahwa thaghut mencakup segala sesuatu yg disembah selain Allah serta dia ridha dengannya. oleh sebab itu, sebagian salaf menafsirkan thaghut dengan dukun-dukun/paranormal, ada jua yg menafsirkan thaghut menggunakan setan. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah memberikan pengertian yang relatif lengkap tentang thaghut. beliau berkata, bahwa thaghut ialah segala hal yg membuat seorang hamba melampaui batas menggunakan cara disembah, diikuti, atau ditaati. Demikian sebagaimana dinukil oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah. Lihat Fat-hul Majid, hal. 19 pada pada kalimat sembahlah Allah serta jauhilah thaghut’ terkandung itsbat penetapan serta nafi penolakan. yang dimaksud itsbat merupakan menetapkan bahwa ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. serta yg dimaksud nafi merupakan menolak sesembahan selain Allah. ke 2 hal inilah yg menjadi utama dan pilar kalimat tauhid “laa ilaha illallah”. pada “laa ilaaha” terkandung nafi dan pada “illallah” terkandung itsbat. Sebagaimana dalam sembahlah Allah’ terkandung itsbat dan di kalimat jauhilah thaghut’ terkandung nafi. Lihat at-Tam-hiid, hal. 14 pada dalam kalimat jauhilah thaghut’ terkandung makna yang lebih pada daripada sekedar ucapan tinggalkanlah thaghut’. sebab pada dalamnya terkandung sikap meninggalkan syirik serta menjauhkan diri darinya. Lihat ad-Dur an-Nadhidh, hal. 11 pada pada kalimat jauhilah thaghut’ juga terkandung makna buat meninggalkan segala sarana yg mengantarkan kepada syirik. Lihat I’anatul Mustafid, 1/36 Ayat di atas -pada surat an-Nahl ayat 36- juga menyampaikan faidah kepada kita bahwasanya amal tidaklah sahih kecuali bila disertai dengan sikap berlepas diri dari peribadatan pada segala sesembahan selain Allah Ta’ala. Lihat Qurratu Uyunil Muwahhidin, hal. 4 Views 101 Previous post Tentang Hari Pembalasan 07/20/2022
Dansungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (QS. An-Nahl:36).. -----< jangan sampai BATAL SYAHADATmu/ murtad tanpa sadar >> .. makna Laa ilaaha illallaah yaitu menafikan atau MENIADAKAN empat hal, maksudnya orang Shabbat Shalom Shabbat shalomShabbat shalomShabbat, shabbat shalomShabbat shalomShabbat shalomShabbat, shabbat shalomShabbat shalomShabbat shalomShabbat, shabbat shalomShabbat shalomShabbat shalomShabbat, shabbat shalom Descanse Em Paz Descanse em pazDescanse em pazDescanse, descanse em pazDescanse em pazDescanse em pazDescanse, descanse em pazDescanse em pazDescanse em pazDescanse, descanse em pazDescanse em pazDescanse em pazDescanse, descanse em paz Comentários Envie dúvidas, explicações e curiosidades sobre a letra Faça parte dessa comunidade Tire dúvidas sobre idiomas, interaja com outros fãs de Neil Diamond e vá além da letra da música. Conheça o Letras Academy Enviar para a central de dúvidas? Dúvidas enviadas podem receber respostas de professores e alunos da plataforma. Fixe este conteúdo com a aula
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah

Seluruh umat diutus kepada mereka seorang rasul mulai dari Nuh alaihis salam sampai dengan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan perintah yang sama yaitu untuk beribadah kepada Allah saja dan larangan untuk beribadah kepada thagut. Dalilnya adalah firman Allah {وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ}“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut ” QS. An Nahl36“Allah mewajibkan seluruh makhluk untuk kufur mengingkari terhadap thagut dan beriman hanya kepada Allah”Allah Ta’ala juga berfirman لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْد مِن الْغَي فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انَفِصَام لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “ QS. Al Baqarah256. Inilah makna Laa ilaaha ThagutPertama. Iblis laknatullahKedua. Barangsiapa yang disembah selain Allah dan dia Barangsiapa yang menyuruh manusia untuk menyembah Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu Barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain Allah.[2]. Kewajiban Kufur Terhadap ThagutPengertian ThagutSecara bahasa, kata thagut diambil dari kata طَغَى yang artinya melampaui batas. Allah Ta’ala berfirmanإِنَّا لَمـَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.” QS. Al-Haqqah11Secara istilah syar’i yaitu sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah thagut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melebihi batasannya, baik itu sesuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah menjelaskan bahwa thagut ada banyak. Thagut yang paling besar ada lima iblis –semoga Allah melaknatnya-, siapa saja yang dijadikan sesembahan dan dia ridho, barangsiapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, barangsiapa yang mengetahui tentang ilmu ghaib, dan barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan.[1]Pertama. Iblis laknatullahIblis merupakan pimpinan thagut. Mengapa? Karena dia diibadahi, diikuti, dan sekaligus ditaati dan dia ridho dengan perbuatan tersebut. Allah Ta’ala berfirman أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan iblis? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu “ QS. Yasin60Kedua. Barangsiapa yang disembah selain Allah dan dia yang ridho dijadikan sesembahan selain Allah maka dia termasuk thagut, baik disembah ketika masih hidup maupun sesudah matinya. Dia ridho untuk dijadikan sesembahan dengan bentuk ibadah apapun. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِّن دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ“Dan barangsiapa di antara mereka mengatakan “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim “ QS. Al Anbiya’29Tidak termasuk thagut seseorang yang dijadikan sesembahan dan dia tidak ridho dengan penyembahan tersebut. Misalnya seseorang yang menyembah Isa alaihis salam, maka orang tersebut telah menyembah thagut. Namun Isa alaihis sallam bukanlah thagut karena dia tidak ridho dengan penyembahannya tersebut, bahkan beliau Barangsiapa yang menyuruh manusia untuk menyembah yang menyuruh manusia untuk menyembah dirinya dengan jenis ibadah apapun baik ketika dia masih hidup maupun sudah mati maka dia termasuk thagut. Sama saja baik ada orang yang mau mengikuti seruannya maupun tidak. Thagut jenis ketiga ini lebih parah daripada yang kedua karena dia menyuruh dan mengajak orang untuk menyembah ini seperti perbuatan Fir’aun yang Allah kisahkan dalam Al Qur’an فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى“ Fir’aun berkata”Akulah tuhanmu yang paling tinggi “ QS. An Nazi’at24Termasuk juga perbuatan para ulama sufi yang memerintahkan pengikutnya untuk beribadah kepada Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu yang mengaku mengetahui ilmu ghaib yang mutlak maka dia termasuk thagut. Tidak ada yang mngetahui ilmu ghaib yang mutlak kecuali hanya Allah semata. Yang dimaksud ilmu ghaib yang mutlak adalah perkara-perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah saja, seperti ilmu tentang umur dan ajal seseorang, ilmu tentang hari kiamat, ilmu tentang nasib seseorang di akherat, dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ“Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui” QS. Luqman34قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ“Katakanlah “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. “ QS. An Naml65.عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداً إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً“Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga malaikat di muka dan di belakangnya. “ QS. Al Jin 26-27Maka termasuk thagut jenis ini adalah para dukun, paranormal, dan tukang sihir yang mengaku mengetahui ilmu Barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain perincian permasalahan tentang berhukum dengan hukum selain Allah. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata, “Orang yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan ada empat keadaanOrang yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena lebih baik daripada syari’at Islam”, maka hukumnya kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena hukum tersebut sama/setara dengan syari’at Islam, maka berhukum dengannya boleh dan berhukum dengan syari’at Islam juga boleh”, maka hukumnya juga kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya sedangkan berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol, akan tetapi boleh berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan”, maka hukumnya juga kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya” . Namun dia meyakini bahwa tidak boleh berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, dan dia menyatakan bahwa berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol serta tidak boleh berhukum dengan selainnya, akan tetapi dia bermudah-mudah dan meremehkan dalam melakukan maksiat atau dia melakukannya karena perintah dari pemerintahnya. Yang demikian ini hukumnya kufur asghar yang tidak mengeluarkannya dari Islam namun termasuk perbuatan dosa besar yang paling besar”[2]Kami nukilkan juga fatwa yang dikeluarkan oleh Al Lajnah Daimah li Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta pada pertanyaan kesebelas dari Fatwa No Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, apakah dia seorang muslim atau kafir dengan kufur akbar? Dan apakah diterima amal perbuatannya?Jawab Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para Ta’ala berfirman وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” QS. Al Maidah44وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” QS. Al Maidah45وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik“ QS. Al Maidah47Jika orang tersebut menghalalkan berhukum dengan hukum selain Allah dan meyakini kebolehannya, maka dihukumi kafir akbar, zalim akbar, dan fasik akbar yang mengeluarkannya dari Islam. Adapun jika dia melakukannya karena untuk menyuap atau maksud lainnya, sementara dia meyakini haramnya berhukum dengan hukum selain Allah, maka dia telah berbuat dosa dan dihukumi kafir asghar, zalim asghar, dan fasik asghar yang tidak mengeluarkannya dari Islam. Inilah yang dijelaskan oleh para ulama tentang tafsir ayat-ayat di atas. Dikeluarkan oleh Komisi Penelitian Ilmiah dan Penerbitan Fatwa Abdullah bin Ghudayan, Abdur Razzaq Afifi, Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz.[3]Maka, penting untuk diketahui bahwa berhukum dengan hukum selain Allah tidak otomatis dihukumi kafir dan tidak serta merta pelakunya keluar dari lima gembong thagut di atas tidak membatasi bahwa thagut terbatas hanya lima saja. Namun yang disebutkan hanya sekedar contoh thagut yang paling banyak saja.[2]. Kewajiban Kufur Terhadap ThagutDalam surat Al Baqarah 256 di atas Allah memerintahkan untuk kufur terhadap thagut. Yang dimaksud kufur terhadap thagut mencakup tiga makna Meyakini batilnya peribadatan kepada selain AllahMeninggalkan dan membenci peribadatan kepada selain AllahMengkafirkan pelakunya dan membencinya.[4]Kufur terhdap thagut termasuk salah satu makna dari rukun Laa ilaaha illallah yaitu menafikan peribadatan selain Allah. Firman Allah فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت merupakan peniadaan peribadatan selain Allah, sedangkan firman-Nya وَيُؤْمِن بِاللّهِ menetapkan bahwa peribadatan hanya untuk Allah semata. Inilah makna Laa ilaaha Allah Ta’ala memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk senantiasa mentauhidkan Allah dan kufur terhadap thagut. Upaya terpenting untuk mendapatkannya adalah dengan senantiasa mempelajari dan mengamalkan tauhid serta menyebarkan dakwah tauhid kepada bermanfaat. Wallahu a’lam.—Penulis dr. Adika MianokiArtikel Lihat Tsalatsatul Ushuul[2] Qadhiyatut Takfir Baina Ahlis Sunnah wal Firaq Adh Dhulal 72. Lihat tulisan berjudul Aqwalul Ulama` AsSalafiyyin AlQa`iliina bit Tafshil fii Hukmi man Hakkama Al Qawanindi situs Lihat Aqwaalul Ulama` AsSalafiyyin Al Qaa`iliina bit Tafshil fii Hukmi man Hakkama Al Qawanin[4] Lihat Taisirul Wushuul 184

Dansesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. An-Nahl [16] : 36) Pesan ini dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah sepanjang masa. Setiap umat telah mendengar pesan abadi para Rasul Allah ini. Suatu pesan yang ibarat coin bersisi ganda.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan "Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat seperti Aku mengutus kamu kepada mereka untuk artinya untuk menyerukan 'Sembahlah Allah esakanlah Dia dan jauhilah thaghut,' berhala-berhala itu janganlah kalian sembah maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah lalu ia beriman dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti telah ditentukan kesesatan baginya menurut ilmu Allah, sehingga ia tidak beriman. Maka berjalanlah kalian hai orang-orang kafir Mekah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul mereka, yakni kebinasaan yang akan mereka alami nanti. Telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang mengatakan kepada umatnya, "Sembahlah Allah semata dan jauhilah seluruh tiran yang merusak." Rasul tersebut telah menyampaikan risalah dan membimbing mereka. Lalu segolongan dari mereka ada yang sudi mendengar bimbingan itu dan menerimanya. Maka Allah memberinya petunjuk berupa kesiapan yang baik untuk mengikuti jalan yang lurus. Sementara segolongan lain dari mereka berpaling dari kebenaran sehingga berjalan pada jalan yang tidak benar. Maka Allah pun menurunkan siksa-Nya kepada golongan tersebut. Jika kalian meragukan hal ini, hai orang-orang musyrik Mekah, maka berjalanlah di muka bumi yang dekat dari kalian. Lihat dan perhatikanlah bagaimana azab Allah menimpa orang-orang yang mendustakan para rasul seperti kaum 'Ad, Tsamûd dan kaum Nabi Lûth, dan bagaimana kesudahan nasib mereka yang binasa dan merugi. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Allah Ta’ala memberitahukan bahwa hujjah-Nya telah ditegakkan kepada semua umat dengan mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain Allah. Terhadap seruan rasul tersebut, manusia terbagi menjadi dua golongan; ada yang mengikuti para rasul baik dalam hal ilmu maupun amal, dan ada pula yang tidak mengikutinya, dan inilah orang yang disesatkan Allah ‘Azza wa Jalla. Thaghut adalah setan dan apa saja yang disembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Kamu tidak menemukan seorang pun yang mendustakan rasul kecuali akhir kehidupannya dengan dibinasakan.
Sesungguhnya Kami telah utus pada setiap umat seorang rasul utusan yang menyeru : "Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut !" (Qs. An-Nahl : 36 ) (JAD) yang menyorot prinsip ketauhidan melalui pemaknaan thaghut dan bagaimana kewajiban Muslim untuk beriman kepada Allah dan kufur terhadap thaghut, serta kritik atas praktik demokrasi

Nahl Ayat 35 Dari ayat ini sehingga ke ayat 89 adalah Perenggan Makro ke 3 surah ini. Tapi ia terbahagi kepada 7 bahagian kerana perenggan ini agak panjang. Dari ayat ini ke ayat 40 adalah jawapan kepada pihak yang menolak risalah dan hari akhirat. Ayat 35 ini adalah Ayat Syikayah. Allah memberitahu dalil bodoh yang digunakan oleh golongan musyrik. Mereka menjadikan kehendak Allah sebagai tanda keredhaanNya dan Allah jawab salah faham mereka itu dalam ayat ini. وَقالَ الَّذينَ أَشرَكوا لَو شاءَ اللَهُ ما عَبَدنا مِن دونِهِ مِن شَيءٍ نَحنُ وَلا آباؤُنا وَلا حَرَّمنا مِن دونِهِ مِن شَيءٍ ۚ كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذينَ مِن قَبلِهِم ۚ فَهَل عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا البَلاغُ المُبينُ SAHEEH INTERNATIONAL And those who associate others with Allāh say, “If Allāh had willed, we would not have worshipped anything other than Him, neither we nor our fathers, nor would we have forbidden anything through other than Him.” Thus did those do before them. So is there upon the messengers except [the duty of] clear notification? MELAYU Dan berkatalah orang-orang musyrik “Jika Allah menghendaki, nescaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami mahupun bapa-bapa kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa izin-Nya”. Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajipan atas para Rasul, selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang. Ayat seterusnya وَقالَ الَّذينَ أَشرَكوا Dan berkatalah orang-orang musyrik Orang yang mengamalkan syirik, tetap juga tidak mengalah dengan amalan mereka. Walaupun telah diberitahu kesalahan amalan dan fahaman mereka, mereka tetap juga tidak mahu mendengar hujah dan dalil yang diberikan. Ini pula hujah mereka. Ayat seterusnya لَو شاءَ اللَهُ ما عَبَدنا مِن دونِهِ مِن شَيءٍ “Jika Allah menghendaki, nescaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, Mereka sebut nama Allah, menunjukkan yang mereka ini jenis orang yang kenal Allah itu Tuhan. Tetapi mereka masih juga melakukan syirik. Maka, tidak hairanlah kalau musyrikin ini adalah orang Islam yang kenal Allah. Mereka beriman kepada Allah, tetapi dalam masa yang sama, mereka ada fahaman dan amalan syirik. Ini adalah kerana mereka tidak belajar wahyu, maka mereka telah ditipu oleh syaitan yang mengajar ajaran-ajaran sesat kepada mereka. Untuk membenarkan amalan mereka yang syirik itu, mereka telah berhujah seperti yang Allah firmankan dalam ayat ini. Ini adalah kerana Allah tahu apakah yang berada di dalam hati mereka. Memang selalunya hujah orang-orang yang melakukan syirik ini Allah telah siap berikan di dalam Qur’an. Kita hanya cuma perlu semak sahaja. Dan orang musyrik itu tidak sedar bahawa hujah mereka ada dalam Qur’an. Mereka katakan bahawa apa yang mereka lakukan itu Allah redha dan ini adalah takdir’. Mereka berkata bahawa jikalau Allah tidak suka, tentu mereka tidak lakukan apa yang mereka lakukan itu; maknanya, mereka sangka, kerana tiada apa-apa halangan mahupun hukuman yang Allah timpakan kepada mereka, maka mereka rasakan amalan dan fahaman mereka itu benar. Mereka sangka, kerana Allah tidak beri apa-apa tanda yang ianya salah tidak sakit perut, jatuh sakit, kena panah petir dan sebagainya, jadi tentulah apa yang mereka lakukan itu benar. Mereka katakan lagi, Allah tidak ganggu apa yang mereka lakukan itu kerana Allah suka apa yang mereka lakukan. Dengan kata lain, perkataan mereka mengandungi kesimpulan bahawa seandainya Allah SWT tidak suka dengan apa yang mereka lakukan, tentulah Allah mengingkari perbuatan itu dengan menurunkan hukuman, dan tentulah Dia tidak akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukannya. Maknanya, mereka kata apa yang mereka buat itu adalah atas kehendak Allah. Ayat seterusnya نَحنُ وَلا آباؤُنا baik kami mahu pun bapa-bapa kami, Baik kami dan tok nenek kami. Mereka kata, “kalau ianya salah, tok nenek kami juga tidak akan lakukan. Tetapi tok nenek golongan terdahulu ramai yang lakukan, sehingga ia menjadi amalan turun temurun. Mustahil mereka salah juga? Adakah kamu mahu mengatakan bahawa mereka itu sesat?” Begitulah hujah mereka. Dan hujah tok nenek ini memang selalu digunakan. Maka kalau ada yang mengatakan amalan itu sudah lama ada di dalam masyarakat, beritahu mereka yang hujah mereka itu sama seperti hujah orang kafir yang Allah sampaikan dalam Qur’an. Beritahu mereka “eh, hujah awak ini samalah dengan hujah orang kafir, awak tidak tahu kah?”. Memang dia tidak tahu kerana dia tidak belajar tafsir Qur’an. Ayat seterusnya وَلا حَرَّمنا مِن دونِهِ مِن شَيءٍ dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa izin-Nya”. Mereka katakan lagi, kalau Allah tidak benarkan, tentulah mereka tidak haramkan perkara yang halal. Kalau tok nenek haramkan, tentulah ia ada sandaran mereka tidak tahu sandaran apa, mereka terima sahaja tanpa usul periksa. Perbuatan mengharamkan yang halal adalah perbuatan kufur. Kerana Allah sahaja yang boleh jatuhkan hukum halal dan haram. Kalau kita haramkan yang halal, maka itu sudah ambil kerja Tuhan. Bagaimana agaknya kalau ambil kerja Tuhan? Tentu berat hukumannya, bukan? Antara contoh mengharamkan yang halal adalah amalan berpantang masyarakat kita sekarang. Apabila ada wanita bersalin, maka mereka akan pantang haramkan pemakanan makanan tertentu. Ianya tanpa hujah, tetapi kerana bidan dari dahulu lagi sudah ajar begitu, mereka ikut sahaja. Ayat seterusnya كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذينَ مِن قَبلِهِم Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; Allah beritahu, begitulah hujah yang dikatakan oleh orang-orang dahulu. Waktu itu diulang oleh Musyrikin Mekah. Dan sekarang diulang oleh Musyrikin Malaysia pula. Semuanya kerana ikut-ikutan sahaja dan tidak tahu tentang wahyu. Dan begitulah amalan masyarakat sebelum kita yang ikut amalan dari tok nenek mereka. Mereka kata perbuatan mereka itu telah ditakdirkan oleh Allah – maka tidak salah lah kalau begitu. Jadi kita harus faham benar-benar beza antara kehendak’ dan redha’. Memang Allah bagi mereka lakukan amalan itu, tanpa dikenakan azab semasa di dunia. Tetapi tidak semestinya Allah benarkan ia terjadi, menjadi hujah yang Allah redha’. Kerana Allah benarkan sahaja perbuatan jahat seseorang, tetapi dalam masa yang sama, Allah tidak redha. Kerana kalau orang mahu sesat, Allah biarkan sahaja. Allah tunggu di akhirat kelak untuk hukum dan azab mereka. Sebagai satu contoh, sihir adalah suatu perbuatan yang haram. Ianya sudah tentu salah, tetapi Allah benarkan ia terjadi, bukan? Adakah Allah redha? Tentu tidak. Allah benarkan sihir terjadi setelah pengamalnya melakukan proses-proses tertentu. Tetapi Allah pasti tidak redha dengan sihir. Ayat seterusnya فَهَل عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا البَلاغُ المُبينُ maka tidak ada kewajipan atas para rasul, selain dari menyampaikan dengan terang. Beritahu mereka kalau kamu dengar wahyu yang disampaikan oleh Rasul, kamu tidak akan cakap perkara seperti ini. Apabila kamu lakukan perkara sebegini, ini bermakna hati kamu yang tidak baik. Mereka kononnya berkata bahawa Allah tidak engkari apa yang mereka telah lakukan itu. Padahal sebenarnya Allah telah meng­engkari perbuatan mereka dengan tindakan yang keras, dan Dia telah melarang manusia melakukannya dengan larangan yang kuat. Iaitu Dia telah mengutus seorang Rasul kepada setiap umat, memberitahu mana boleh lakukan dan mana tidak. Rasul tidak boleh hendak halang kamu dari melakukan apa yang kamu lakukan, kerana tugas Rasul hanya menyampaikan. Dan Rasul telah menjalankan tugas mereka – yang tidak terima dan dengar itu adalah kerana degil sahaja. Ayat seterusnya Nahl Ayat 36 Dalil naqli ijmali dan takhwif duniawi. وَلَقَد بَعَثنا في كُلِّ أُمَّةٍ رَسولًا أَنِ اعبُدُوا اللَهَ وَاجتَنِبُوا الطّاغوتَ ۖ فَمِنهُم مَن هَدَى اللهُ وَمِنهُم مَن حَقَّت عَلَيهِ الضَّلالَةُ ۚ فَسيروا فِي الأَرضِ فَانظُروا كَيفَ كانَ عاقِبَةُ المُكَذِّبينَ SAHEEH INTERNATIONAL And We certainly sent into every nation a messenger, [saying], “Worship Allāh and avoid ṭāghūt.”¹ And among them were those whom Allāh guided, and among them were those upon whom error was [deservedly] decreed. So proceed [ travel] through the earth and observe how was the end of the deniers. False objects of worship. MELAYU Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. Ayat seterusnya وَلَقَد بَعَثنا في كُلِّ أُمَّةٍ رَسولًا Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat Ada penekanan di dalam ayat ini dengan penggunaan kalimah لقد kerana ada dua penekatan harf ل dan kalimah قد. Maka ada perkara penting yang Allah hendak sampaikan di sini yang kita kena beri perhatian. Allah cipta manusia dan tidak biarkan mereka terkontang kanting dalam dunia ini tanpa petunjuk. Allah bangkitkan Rasul dan Nabi di setiap kaum. Apabila kalimah كل digabungkan dengan isim nakirah kalimah dalam bentuk umum seperti أمة di dalam ayat ini, bermakna semua umat mendapat Rasul tanpa pengecualian. Sekurang-kurangnya mereka mendapat seorang Rasul mungkin ada yang dapat lebih lagi. Semua mendapat peluang untuk menerima ajaran agama. Selain dari itu, Allah telah menurunkan wahyu yang disampaikan melalui para Rasul. Dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad, dan kita adalah umat baginda. Walaupun kita tidak dapat berjumpa dengan Nabi Muhammad, tetapi ajaran baginda telah sampai kepada kita melalui hadis dan ajaran guru-guru agama. Tidak ada alasan mengatakan kita tidak dapat ilmu yang disampaikan daripada baginda. Ayat seterusnya أَنِ اعبُدُوا اللَهَ “Sembahlah Allah, Kalimah أن di sini adalah untuk menjelaskan kenapa para Rasul itu diutuskan. Maka tahulah kita apakah ajaran yang disampaikan oleh setiap Rasul kepada umat mereka. Ada dua perkara utama. Yang pertama adalah perintah dan keduanya ada larangan. Dan kedua-duanya di dalam bentuk fi’il amr kata arahan, maka ia adalah sesuatu yang wajib kita lakukan. Maka perintahnya di sini iaitu beribadatlah, serulah, hanya kepada Allah sahaja. Maksudnya apa? Itulah kita mengesakan Allah dan kita kena taat kepada Allah dengan mengikuti segala suruhanNya dan meninggalkan segala laranganNya, dalam keadaan merendah diri dan penuh kehinaan dalam perasaan takut, cinta dan harap. Inilah yang disampaikan oleh para Nabi sedang sebelum ini orang kafir kata apa yang mereka buat itu adalah apa yang Allah suka. Tidak mungkin Nabi ajar berlainan dengan apa yang Allah hendak, pula? Maka amalan orang kita pun kenalah diperiksa dengan dalil Al-Qur’an dan hadis. Ayat seterusnya وَاجتَنِبُوا الطّاغوتَ dan jauhilah Thaghut”, Sekarang disebut larangan pula. Maka kita bukan sahaja harus sembah dan seru kepada Allah, tetapi harus jauhkan dari sembahan dan seruan kepada taghut. Jangan pula lakukan dua-dua – sembah Allah dan sembah taghut pula. Kalimah اجتب itu bermaksud kena pastikan duduk di sebelah yang lain. Jangan jauh sahaja, tapi duduk di sebelah yang sama. Kena pastikan dia duduk sebelah sana, kita duduk sebelah sini. Ini kerana ia dari katadasar ج ن ب yang antara lain bermaksud sebelah’. Sebab itu kalau terjemahan Bahasa Melayu yang lama hendaklah kamu berseberang dari Taghut. Dan meninggalkan Taghut itu adalah tauhid. Kerana tidak mungkin kita boleh menjauhi Taghut melainkan dengan mentauhidkan Allah. Kedua-duanya kena berlaku serentak dan bersama. Tidak boleh buat satu sahaja. Ini masalah dengan orang kita, dua-dua mereka lakukan. Mereka beriman dengan Allah dan segala yang perlu diimani; tapi dalam masa yang sama, fahaman syirik pun mereka amalkan juga. Sedangkan dalam agama, kena ada nafi dan ithbat. Kena nafikan benda yang salah – seperti taghut, syirik dan bid’ah. Dan kena tetapkan ajaran yang benar iaitu ajaran Tauhid. Apakah pula taghut itu? Kita telah pernah jelaskan di dalam Nisa’51. Ia diambil dari kalimah تغيان yang bermaksud melepasi had atau melebihi had dari segi bahasa. Dari segi syariat, ada dua makna taghut. Makna khusus adalah syaitan. Makna am yang lebih umum pula adalah syaitan dan pengikutnya. Dihimpunkan maknanya yang terbaik adalah setiap apa yang dilanggari sempadannya oleh seseorang hamba sama ada disembah, atau diikuti, atau ditaati.’ Maka taghut terbahagi kepada 3 jenis 1. Yang disembah. Setiap apa yang disembah selain dari Allah. 2. Yang diikuti. Setiap apa yang diikut yang menyelisihi Sunnah Rasulullah. 3. Yang ditaati. Setiap apa yang ditaati yang menyalahi perintah Allah dan RasulNya. Jadi secara praktikalnya taghut ini boleh jadi banyak perkara. Sebagai contoh, kenduri arwah, tahlil arwah, tekong yang mengendalikan majlis itu pun taghut belaka. Taghut itu tidak semestinya kafir. Ramai yang bersangkaan salah yang semua taghut itu kafir. Tapi taghut itu mungkin sahaja maksiat sahaja tanpa mengeluarkan seseorang itu dari Islam. Tapi kita tetap kena tinggalkan taghut sama ada ianya haram atau makruh. Dan tentunya yang paling besar adalah syirik yang kena ditinggalkan keseluruhannya. Jadi ayat ini menjadi dalil bagi kewajipan kepada Tauhid. Ayat seterusnya فَمِنهُم مَن هَدَى اللهُ maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah Ada dari kalangan umat Rasul itu yang mahu beriman. Selalunya mereka ini tidak ramai. Dan mereka selalunya dari kalangan orang-orang yang lemah dan miskin. Tetapi mereka masih sanggup untuk menerima kebenaran. Merekalah yang menjadi pembantu kepada Rasul-rasul mereka dan mereka selalu akan menjadi orang yang ditindas dan diperlakukan dengan teruk. Ini adalah kerana golongan penentang selalunya adalah golongan yang kuat dan berkuasa dalam masyarakat. Ayat seterusnya وَمِنهُم مَن حَقَّت عَلَيهِ الضَّلالَةُ dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Tetapi ramai dari kalangan manusia yang tidak mahu beriman. Mereka ini lebih banyak dari bilangan mereka yang beriman. Walaupun telah diberikan dengan berbagai hujah, dalil dan tanda kebenaran, mereka masih juga tidak mahu terima. Telah pasti kesesatan ke atas mereka kerana kesalahan kepada diri mereka sendiri. Ini adalah kerana mereka tidak membuka hati mereka kepada kebenaran. Mereka ada rasa ragu-ragu kepada kebenaran yang disampaikan oleh Rasul mereka. Keraguan adalah perkara biasa sahaja, kerana bukan semua manusia terus beriman. Tetapi apabila ragu-ragu, haruslah dapatkan maklumat yang sebenarnya – kena dengar, fikir dan buat keputusan. Jangan terus berada dalam keraguan itu. Dan janganlah menentang penyebar tauhid. Kerana kalau mereka menentang, maka kesesatan itu mereka memang patut dapat. Ayat seterusnya فَسيروا فِي الأَرضِ Maka berjalanlah kamu di muka bumi Kepada mereka yang tidak mahu percaya kepada kebenaran wahyu, maka Allah suruh mereka berjalan di dunia ini. Ambil masa dan tengok alam ini serta fikir-fikirkan. Maka memang ada kelebihan kalau berjalan di atas muka bumi ini. Kerana banyak perkara kita boleh dapat tahu. Ayat seterusnya فَانظُروا كَيفَ كانَ عاقِبَةُ المُكَذِّبينَ dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Tengoklah kesan orang-orang dahulu yang telah dikenakan dengan azab kerana menolak wahyu dan Rasul mereka. Allah berikan azab yang amat menghinakan dan Allah hapuskan terus keturunan mereka. Ini begitu mudah sahaja bagi Allah untuk lakukan. Saranan ini kepada orang yang tidak mahu percaya sahaja. Kepada kita yang percaya, tidak perlu pergi ke tempat-tempat sebegitu. Kerana ada larangan daripada Nabi untuk pergi ke tempat-tempat yang telah dikenakan dengan azab itu. Ayat seterusnya Nahl Ayat 37 Ayat tasliah kepada Nabi. إِن تَحرِص عَلىٰ هُداهُم فَإِنَّ اللَهَ لا يَهدي مَن يُضِلُّ ۖ وَما لَهُم مِن ناصِرينَ SAHEEH INTERNATIONAL [Even] if you should strive for their guidance, [O Muḥammad], indeed, Allāh does not guide those He sends astray,¹ and they will have no helpers. As a result of their choice to reject guidance. MELAYU Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong. Ayat seterusnya إِن تَحرِص عَلىٰ هُداهُم Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, Sebagai seorang Rasul yang sedar kesan buruk kalau menolak kebenaran, Nabi Muhammad amat berharap supaya semua umat baginda menerima kebenaran. Baginda amat sedih apabila ramai yang menolak dakwah daripada baginda. Baginda telah berusaha siang dan malam, berjumpa dengan mereka secara terang-terangan atau secara bersembunyi. Tetapi masih ramai lagi yang tidak mahu beriman. Baginda amat risau jikalau ada kesilapan dalam cara dakwah baginda. Baginda sebagai seorang yang lembut hati, telah menyalahkan diri baginda. Maka Allah mahu memberitahu bahawa bukannya salah baginda. Allah tahu bahawa baginda amat berharap sangat supaya semua umat baginda beriman, tetapi tidak semestinya keinginan baginda itu akan diperolehi. Ayat seterusnya فَإِنَّ اللَهَ لا يَهدي مَن يُضِلُّ maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, Kerana akan ada yang tidak beriman sampai bila-bila. Walaupun baginda berusaha bersungguh-sungguh sekali pun untuk dakwah mereka, baginda tidak dapat keluarkan mereka dari kesesatan. Baginda tidak mampu melakukannya kerana hidayah itu datang dari Allah. Ada orang yang Allah telah tetapkan tidak akan beriman. Tapi bukanlah Allah buat keputusan untuk terus sesatkan mereka dari mula lagi. Mereka yang telah tetap akan disesatkan itu adalah kerana mereka telah sampai peringkat keempat kekufuran. Ini adalah kerana mereka telah diberi peluang berkali-kali untuk menerima dakwah, tetapi mereka menolak dan mereka menentang berkali-kali pula. Hingga sampai pada satu tahap, Allah akan buat keputusan Khatmul Qalbi, terus tutup hati mereka dari kebenaran hidayah. Waktu itu, walau apa pun yang terjadi, walau sesiapa pun yang dakwah mereka, mereka tidak akan dapat menerima hidayah. Ayat seterusnya وَما لَهُم مِن ناصِرينَ dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong. Apabila Allah telah membuat keputusan untuk tutup pintu hati mereka daripada kebenaran, tidak ada sesiapa pun yang dapat menyelamatkan mereka dari kesesatan – sama ada Rasul, ahli keluarga atau kawan-kawan mereka sekali pun. Mereka itu Allah telah tulis sebagai ahli neraka. Tunggu masa untuk mati dan dikenakan dengan azab sahaja. Sama halnya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya {وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا} Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun yang datang dari Allah. Al-Maidah 41 Allahu a’lam. Sambung ke tafsir yang seterusnya. Kemaskini 30 Mac 2023 Rujukan Maulana Hadi Nouman Ali Khan Tafsir Ibn Kathir Mutiara al-Qur’an

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu', maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah Ilustrasi thaghut adalah, foto PixabaySecara umum thaghut adalah berhala atau segala sesuatu yang disembah selain Allah. Namun, thaghut memiliki makna dan bentuk yang sangat buku Ahlussunnah Wal Jamaah karya Fatih Syuhud, dalam Alquran Allah menyebut kata thaghut secara spesifik sebanyak delapan kali. Hal ini semakin menekankan bahwa thaghut merupakan salah satu dari perusakan akidah yang harus dihindari oleh umat Muslim.“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut." QS. An Nahl36Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan manusia untuk menjauhi thaghut dan mengikuti ajaran yang dibawah oleh para Rasul. Untuk mengetahui lebih dalam soal thaghut, simak penjelasan di bawah Thaghut menurut Ulama TafsirIlustrasi thaghut adalah, foto PixabayMengutip jurnal ilmiah berjudul Konsep Thaghut dalam Al-Quran karya Andriansyah, thaghut adalah sebuah sifat yang menggambarkan penyembahan kepada selain Allah dalam berbagai bentuk. Sehingga thaghut tidak hanya mengacu pada berhala atau patung yang disembah, namun juga dapat mencakup manusia, jin, dan semakin memahami makna dari thaghut, akan dijabarkan pengertian thaghut menurut para ahli Tafsir berikut Pendapat Sayyid QuthbMenurut Sayyid Quthb, thaghut adalah segala sesuatu yang melampaui kesadaran, melanggar kebenaran, dan melampaui batas yang telah ditetapkan oleh Allah kepada manusia. Lebih jauh beliau menyebutkan bahwa thaghut juga dapat diartikan sebagai paham, undang-undang, atau tradisi yang tidak berpijak pada syariat Pendapat M. Quraish ShihabM. Quraish Shihab berpendapat bahwa thaghut adalah sebuah perbuatan yang melampaui batas keburukan. Thaghut juga memiliki pengertian sebagai perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Allah. Sehingga, makna thaghut juga dapat melekat pada seorang pemimpin yang berperilaku zalim kepada Pendapat Ibnu ManzurAllah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 51 yang berbunyi“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari al-kitab? Mereka percaya pada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang kafir musyrik mekah, bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman." QS. An-Nisa 51Menurut Ibnu Manzhur, makna thaghut yang terkandung dalam surat An-Nisa ayat 51 merujuk pada seorang pemimpin Nasrani yang kemudian dianggap sebagai Tuhan. Sehingga, orang-orang ahli kitab mengikuti dan tunduk pada setiap pada tafsir ayat tersebut, maka thaghut dapat diartikan sebagai seorang pemimpin yang tidak menjalankan perintah Allah. Serta menyesatkan pengikutnya dari akidah Pendapat Buya HamkaThaghut menurut Buya Hamka adalah pelanggar, yakni segala perbuatan yang tidak berdasar pada keimanan kepada Allah. Sehingga thaghut dapat berbentuk manusia yang didewakan, atau pemimpin yang ditakuti perintahnya, atau syaitan, atau berhala yang Pendapat Khairul GhazaliSedangkan menurut Khairul Ghazali, thaghut adalah sesuatu yang bersifat menyesatkan manusia dari menyembah Allah serta menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan. Thaghut terbagi menjadi dua, yakniThaghut sebagai objek. Artinya mengacu pada sesuatu yang berperan menyesatkan manusia, seperti setan, berhala, dukun, dan tukang sebagai subjek. Maknanya adalah suatu perbuatan yang melanggar syariat dan bertujuan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, seperti ganja, riba, dan minuman saja contoh thaghut?Apa hukum mengingkari Allah?Bagaimana cara menahan diri dari thaghut? .
  • 883slrwhyo.pages.dev/751
  • 883slrwhyo.pages.dev/483
  • 883slrwhyo.pages.dev/282
  • 883slrwhyo.pages.dev/671
  • 883slrwhyo.pages.dev/533
  • 883slrwhyo.pages.dev/166
  • 883slrwhyo.pages.dev/266
  • 883slrwhyo.pages.dev/485
  • 883slrwhyo.pages.dev/219
  • 883slrwhyo.pages.dev/393
  • 883slrwhyo.pages.dev/834
  • 883slrwhyo.pages.dev/650
  • 883slrwhyo.pages.dev/411
  • 883slrwhyo.pages.dev/836
  • 883slrwhyo.pages.dev/250
  • sembahlah allah dan jauhilah thaghut